Suami Purmalastu


—Istriku,

Barangkali, belakangan ini perutmu sering kencang. Kadang-kadang pula merasa sangat tertarik pada bagian tertentu. Dan pada saat itulah, kadang-kadang pula kamu menanyakan semua yang terjadi itu padaku. Seakan aku lebih mengetahui, mengobati dan solusi terhadap apa yang kamu alami itu—meski, sesungguhnya kamu lebih mengetahui dan memahaminya.

Aku tahu pada saat-saat itulah, kamu membutuhkan perhatian lebih terhadap apa yang sedang kamu alami. Apalagi, sekarang usia si Dedek yang sedang berada dalam rahimmu terus membesar. Sehingga ia pun saban hari merasa mulai kesempitan dengan selaksa rahim yang ia tinggali. Dan pada saat itulah, kamu juga merasa cepat lelah, sering panas, mual dan hal-hal yang tidak seperti biasanya—sebelum kehadiran permata hati kita itu. Barangkali, hadirnya “perhatian” yang kamu butuhkan itu, seakan memberikan pemahaman impas bahwa aku bisa berperan penting dalam kehidupan bertiga ini.  

—Istriku,

Apa yang sedang kamu—kita jalani ini, semacam sebuah proses bersama yang harus dijalani sebagai pasangan dalam biduk rumah tangga. Dan titik yang sedang kita jalani sebagai upaya memantaskan diri sebagai orang tua. Sebab, setiap orang bisa menjadi orang tua—tapi, tidak semua orang berani memantaskan diri sebagai orang orang tua. Dalam bentuk pemantasan—ada sebuah proses panjang yang harus dijalani. Tidak saja sebagai diri, orang tua, anak—tetapi, juga kebersamaan bersama Tuhan dalam rangkaian proses tersebut.

Maafkan aku, jika selama ini tidak bisa selalu berada disampingmu dalam menggarungi bangun tidur dini harimu. Saat dimana si Dedek mulai membangunkankanmu untuk membiasakan kita—agar pada saat ia lahir. Kita tidak perlu menyesuaikan waktu untuk sekadar mengganti popok—atau kamu memberikan asi untuknya. Bahkan jarak 83 KM yang memisahkan kita—rasanya masih begitu dekat untuk kita jalani. Sebab kamu selalu memberitahuku—atau bahkan kamu memintaku untuk menemanimu, entah melalui telpon dan BBM. Makanya, kadang beberapa pertanyaanmu justru membuatku seperti menemukan pertanyaan-jawaban-pertanyaan dan seterusnya. Sekalipun kadang-kadang malah aku bermonolog sendirian. Aku hanya berusaha terus belajar memahami dan mendalami tentang hal istimewa ini.

—Istriku,

Seorang teman menyebutku sebagai suami purmalastu—suami Purwokerto Majenang dilaju (pulang) setiap Sabtu. Semoga kita masih tetap sabar, tabah dan setia dalam proses yang kita jalani ini. Sebab kebahagiaan pasangan suami-istri selalu hadir setiap saat bersama dengan doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan—yang tidak terbatas jarak dan waktu. Semoga keluarga kita selalu bahagia dan membahagiakan.

—Dedek, 

Kamu selalu bersamamu, tidak perlu khawatir. Sebab kami selalu menunggumu untuk mengarungi semesta dunia bersama-sama. Kata dokter kamu akan lahir dalam satu atau dua minggu ini. Baik-baik ya, jangan merasa takut: kamu dijaga Tuhan Semesta lewat dinding yang kuat, serta barisan doa-doa. We love you..


0 comments: