Wapres|Gempa


Pagi ini, Yogyakarta kembali digoyang gempa. Menurut info dari BMKG kekuatan 4,2 SR 8.0 LS - 110.35 BT 20 km Tenggara Bantul Kedalaman 10 km Pukul 09:19:30 WIB. Sentak sebagian orang keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Terlebih masyarakat jogja masih trauma dengan gempa tahun 2006 yang hampir meluluh lantakkan Jogja bagian selatan; Bantul. Dan gempa pagi ini tidak terlalu berbahaya—masih dalam skala aman.

Dan gempa pagi ini, nampaknya menarik untuk dicermati. Wakil Presiden Boediono yang sedang menghadiri dan membuka International Conference on Sustainable  Innovation and International Joint Seminar (ICoSI-IJS) di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) oleh sebagian kalangan di dunia maya/jejaring sosial dijadikan biang keladi gempa pagi ini. Tidak itu saja kemarin rumah Pak Wapres di Sawitsari Sleman di satroni pada pendemo yang menolak kebijakan pemerintahannya yang akan menaikkan harga BBM tanggal 1 April 2012. Adakah korelasi antara gempa dengan kehadiran Wapres? Tak ada penjelasan ilmiah untuk memberikan jawaban. Namun, yang jelas kenaikan BBM sungguh sangat membebani rakyat. Karena kenaikan BBM juga akan diikuti oleh kenaikan harga kabutuhan pokok lainnya.

Kepada : Prof. Boediono (Wakil Presiden RI )
Saya tahu Profesor salah satu orang pintar dan berpengaruh dalam bidang perekomian. Saya juga percaya bahwa jalan yang Profesor pilih menjadi seorang intelektual merupakan jalan yang benar. Dan saya mengakui bahwa Profesor wakil presiden yang juga ingin memberikan yang terbaik bagi rakyat negeri ini.
Profesor dianggap antek asing, antek IMF, intelektual pro pasar (neolib), bagian jaringan Mafia Berkeley—juga tidak pro rakyat—seperti biasanya, Profesor diam saja dan selalu membalas dengan senyum khas Profesor —2 senti ke kanan dan ke kiri. Saya yakin Profesor sudah mengetahui lebel diatas lewat berita di televisi, Koran, majalah, bulletin, forum diskusi, internet atau bahkan selebaran kecil yang kemudian memposisikan Profesor sebagai bagian orangyang tidak bermanfaat di negeri ini akibat terlalu menghamba terhadap kepentingan asing.
Hanya Tuhan dan Profesor yang tahu sendiri jawabannya
Barangkali tertumbuhan agregat ekonomi makro yang disampaikan pemerintah hanya deratan yang tak bisa menghidupkan mental dan harapan rakyat. Kenaikan BBM salah satu contoh bagaimana rakyat yang anda pimpin harus berhadapan dengan kenyataan untuk mengganti susu dengan air tajin, beras dengan nasi aking, rumah sakit dengan dukun—atau hidup dengan kematian. Saat ini tidak sedikit rakyat anda mulai prustasi dengan keadaan beban hidup yang tak tertahankan. Kemiskinan kemudian dianggap sebagai fenomina lazim lewat angka stastik pendapatan per kapita yang tidak tidak adil—dan sekali lagi, Pak Profesor deretan angka anda tak mampu menghidupkan mental dan harapan rakyat anda sendiri.

Profesor pemilik senyum 2 senti

(saya) sebagai bagian dari rakyat yang anda pimpin. Kali ini (saya) merasa perlu untuk menitipkan pesan kepada Tuan Presiden lewat surat Fahd Djibran ini (silahkan klik saja pak Profesor: http://www.fahdisme.com/2012/03/pak-presiden-yang-baik-tentang-kenaikan.html ). Barangkali, beliau perlu mendengar nasihat dari rakyatnya sendiri (bukan) hanya lewat dewan atau penasehat diselilingnya yang penuh dengan ragam kepentingan. Anggaplah surat itu sebagai pesan atas nama kepedulian. (Saya) cukup miris untuk yang kesekian kalinya tadi malam melihat Tuan Presiden mengeluh kepada seluruh rakyat bangsa ini. Tak perlu beliau pedulikan anggapan adanya “gerakan aneh” sebab pagi tadi sudah ada penembakan 5 orang teroris oleh Densus 88. Tak perlu pedulikan “aksi demonstrasi” penggulingan ditengah jalan sebab mayoritas partai dan koalisi beliau mayoritasdi meja Dewan. Dan aku tak perlu pula beliau pedulikan “popularitas” nya akan menurun kalau kinerja para koleganya becus bekerja—ingatlah Tuan Presiden, peliknya kehidupan rakyat tak bisa diselesaikan dengan nyanyian 3 album.

Pak Profesor anda seorang intelektual luar biasa yang tidak terikat dengan partai politik mana pun. Dan anda pula orang nomor dua di negeri ini sehingga bisa berbuat banyak hal dan memutuskan kebijakan dengan bijak. Kita tak butuh pengakuan asing, deretan angka survey, pujaan kaum (politikus) pembual, deret ukur kemiskinan—yang kami butuhkan, anda dan Tuan Presiden lebih mendengar suara rakyat lewat hati dan sanubari anda. Berhentilah mengeluh dihadapan rakyat sendiri—sebab keluh rakyat pun sudah tak terkuasakan. Percayalah bahwa sampai saat ini, separoh rakyat negeri ini masih mendukung pemerintahan anda, seperti ketika anda dipilih. Itu pun kalau (anda) masih percaya.

Bagitu saja Pak Profesor pesan (kami) sebagai rakyat. Kalau pun ada sebagian (kami) yang nakal dengan demontrasi bukankah lebih baik menghujat ketimbang tidak peduli. Itulah alasan kami mengetuk hati anda sebagai symbol kekuasaan di negeri ini sekarang.
Maka gempa Jogja hari ini tidak ada kaitannnya dengan kedatangan Wapres. Gempa bumi pada dasarnya merupakan getaran atau guncangan yang terjadi dipermukaan bumi. Biasanya, terjadi akibat adanya pergeseran dikerak bumi. Dilihat dari terjadinya gempa ada dua macam gempa. Pertama, Gempa Vulkanik yang diakibatkan adanya aktivitas magma di gunung berapi. Jika aktivitas magmanya semakin tinggi maka akan ada ledakan yang diiringi terjadinya gempa bumi. Kedua, Gempa tektonik yang diakibatkan adanya aktvitas tektonik, yakni pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak dan juga mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa tektonik ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam. Dan getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.

Dan sekali lagi—kehadiran Pak Wapres di Jogja hanya kebetulan dengan datangnya bencana alam; bukan laknat Tuhan yang kemudian dihubungkan pemerintahannya. Wallahu’alam.

Yogyakarta, 19 Maret 2012

2 comments:

Boediono mengatakan...

cakep cak

Anonim mengatakan...

haha.. pak Boedi(ono) datang.