Bulan puasa kali ini Luna puasa penuh. Tidak seperti tahun lalu yang puasa setengah hari alias puasa bedug. Ia tidak lagi banyak mengeluh terkait haus dan lapar, sekalipun harus berangkat sekolah di pagi harinya dan sore harus mengikuti Madrasah Diniyah.
Masalah yang belum terkendali adalah ia sulit untuk makan sahur. Menurut istri saya ia kerap minta disuapin dan kadang sahur dengan mata tertutup. Luna semacam bisa mengerjakan dua pekerjaan sekaligus: makan dan tidur. Hingga memasuki tengah bulan puasa saya baru sahur dua kali bersama keluarga, karena pekan kemarin tidak mudik.
"Bisa melek tidak, Kak?" pinta saya saat sahur tadi pagi.
"Sahurnya sama telor. Nyantuk, Yah!" sahut Luna. Saya pun tertawa.
"Terus maunya sama apa?"
"Kakak, ngantuk pengen tidur" sahut Luna.
Ia tetap menghabiskan telor dadar yang saya masak. Dan usai sahur ia pun kembali tidur. Sekitar 20 menit kemudian dia dibangunkan untuk salat subuh ke Mushola. Berhubung subuh tadi saya mendapatkan jatah kultum usai salat subuh, Luna menghampiri saya untuk minta tanda tangan aktivitas Ramadan dari sekolahnya.
"Ustad Ayah Makhrus.." begitu tulis Luna di kolom tanda tangan. Saya pun tertawa sembari tanda tangan.
Seluruh jadwal aktivitas Luna memang dipantau oleh istri saya. Termasuk kapan ia harus tidur siang, main HP, mengaji, bermain, dan lainnya. Saya kadang menegur Luna bila tidak melaksanakan apa yang seharusnya ia kerjakan. Barangkali, ini hal yang sama dirasakan oleh seluruh orang tua untuk memberikan pembiasaan baik terhadap anaknya, tanpa harus menjauhkan diri dari dunianya.
Terima kasih sudah bersedia untuk bekerjasama, Nak.
0 comments:
Posting Komentar