Terakhir ketemu dengan Mas Faisal empat tahun lalu. Ia adalah salah seorang senior saya di IMM AR. Fakhruddin Kota Yogyakarta. Dan baru siang tadi saya bertemu dengan Mas Faisal di Purwokerto disela-sela kegiatannya. Seperti biasa, ia banyak bercerita mengenai beberapa perkaderan dan proses kepemimpinan di ortom Muhammadiyah.
"Aktif dimana kamu sekarang?" Tanya Mas Faisal.
"Saya hanya kader biasa aja mas" jawab saya. Cari alibi.
"Gimana kamu ini. Usia muda, otak tua!" Keluh Mas Faisal.
Saya hanya nyengir. Mas Faisal terus menceramahi saya. Saya tahu ia sedang menaikkan kepedulian terhadap juniornya. Saya punya pilihan tidak terlibat dalam kegiatan struktural ortom sejak enam tahun lalu hingga saat ini. Mas Faisal terus memberikan nasihat-nasihat "apa adanya" sebagaimana biasanya orang Madura. Dalam ungkapan orang Madura: mun ghejek ce' kalakoh, mun lakoh ce' ka ghejek (kalau kerjaan jangan dibuat kerjaan, kalau kerjaan jangan dibuat mainan).
Mas Faisal menceritakan kalau ia akan maju menjadi calon ketua umum PP. Pemuda Muhammadiyah. Meski sebenarnya, saya telah mendengarnya dari teman-teman. Saya pun mengapresiasi sikap dan pilihan Mas Faisal. Bagaimana pun Mas Faisal telah memiliki cukup modal sebagai ketua umum. Ia muda, sudah bekerja (dosen), doktor muda, terlibat aktif dalam kepengurusan Pemuda Muhammadiyah bahkan ia mengisiasi berdirinya ortom di Bangka Belitung.
Di kalangan kader IMM AR. Mas Faisal terkenal sebagai orang: penuh inisiatif. Kelincahannya dalam menginisiasi sesuatu, kadangkala menyebabkan banyak kader geleng-geleng. Merasa butuh jam terbang. Saya merasa kini Mas Faisal lebih lebih matang sebagai aktivis dan organisator, ketimbang pertama saya kenal dua belas tahun lalu. Saya merasa memang sudah saatnya Mas Faisal menapaki kepemimpinan selanjutnya. Sebagai ketua umum PP. Pemuda Muhammadiyah.
Di ujung pembicaraan. Saya pun memberikan beberapa buah novel "Rahim Merah".
Cekrek!
Bertemu Cak Faisal
Tagged:
0 comments:
Posting Komentar