"Menurutmu,
gimana mengenai film G/30S PKI itu, Cak" tanya seorang teman tiba-tiba.
Waktu kami sedang makan jajan khas mahasiswa. Saya makan Siomay,
sementara teman saya makan Cimol.
"Ya, nonton ajalah, Bro. Repot sekali. Wong di Yutub saja tinggal ngeklik"
"Serius ini, Cak. Di medsos dan tipi rame ini obrolannya. Apalagi, kebangkitan PKI sudah di depan mata" desak teman saya.
"Alah!
seperti baru pertama kali kamu kenal medsos. Soal PKI di medsos, sejak
dari era Friendster sampai Instagram sudah jadi isu tahunan itu.
Lebih-lebih, di tipi, bukannya tiap kita nonton bukan?"
"Sudah
ku duga. Jawabanmu bakalan begitu. Otakmu itu kan sering dibilang
kekiri-kirian. Pastilah kamu bela PKI, Cak!" teman saya makin menodong
"Eh!
Saprol. Kita kesini mau jajan. Apa mau debat soal PKI?" jawab saya
sambil meletakkan piring di meja. Selera makan mulai berkurang.
"Kamu sih. Tidak mau diajak ngobrol serius belakangan ini"
"Begini
ya, Mas Bro yang budiman. Aku tidak paham apa yang kamu maksud itu.
Tapi begini saja mudahnya. Kita ini kan sama-sama penggemar anime
Naruto. Pada episode Kabuto yang berkoalisi dengan Madara Uchiha untuk
perang ninja keempat. Kabuto menggunakan jurus Edo Tense untuk
membangkitkan anggota Akatsuki, para ninja, Nagato dan para mantan
Jinchuriki yang telah mati" jawab saya sambil minum teh kotak.
Edo
Tense adalah salah satu jurus paling berbahaya yang pernah digunakan
oleh Orochimaru saat bertarung melawan Hokage ketiga, untuk
membangkitkan Hokage pertama dan kedua. Setelah Orochimaru meninggal
dibunuh Sasuke Uchiha—hanya Kabuto yang bisa memakai jurus tersebut
karena dalam dirinya terdapat sebagian tubuh Orochimaru. Jurus Edo Tense
mampu menghidupkan kembali orang/ninja yang telah mati. Dan pengguna
Edo Tensi mampu menjadi mengendalikan mayat hidup tersebut—entah dalam
semasa hidupnya: orang baik atau jahat--semua ada dalam kendali si
pemakai jurus. Selain itu, bahaya lain jurus Edo Tense karena ninja
yang telah dibangkitkan tidak bisa mati atau dihancurkan serta tidak
memiliki efek samping terhadap penggunanya, sebagaimana Sharingan milik
Sasuke Uchiha dan Kakashi.
"Nah! kebangkitan PKI yang sampean maksud itu. Bila meminjam teori anime Naruto. Maka, harus dibuktikan siapa yang memiliki jurus atau tokoh intelektual pemilik Edo Tense untuk membangkitkan PKI itu. Misalnya, sampean kan tadi bilang aku berotak kekiri-kirian, hanya karena aku sering baca buku atau mengoleksi buku teori Marxian. Sementara, pekerjaanku itu kan mengharuskan aku wajib memahami ekonomi sosialis, kapitalis dan Islam. Masa' hanya dengan begitu langsung distempel.." keluh saya.
"Sorry, nih, Cak. Bukan begitu maksudku. Kita memang harus berhati-hati dengan kebangkitan PKI. Adanya banyak contoh yang bisa dibuktikan, seperti adanya pertemuan eks-PKI yang telah dibubarkan, pemakaian simbol palu arit di banyak tempat--dan belum lagi korban ulah PKI kebiadaban yang sudah meninggal itu. Ini penting untuk generasi kita nanti. Harus paham sejarah" sanggah teman saya makin serius.
"Iya. Betul. Kita semua harus waspada. Tapi, jangan langsung gegabah dengan main tuduh. Sesepuh kita memiliki trauma yang sama soal itu. Masa gegara ramainya soal nonton film, jajanan kita jadi turut jadi korban tidak kemakan. Makanlah!"
"Hehe. Iya. Saking semangatnya, Cak"
Saya kembali makan Siomay. Sementara Cimol teman saya sudah tinggal sebutir.
"Gimana proposal penelitian dan pengabdianmu untuk semester ini. Sudah selesaikah, Bro?" tanya saya mengalihkan pembicaraan.
"Belum sama sekali. Idenya lagi mentok ini sampai belum garap apa-apa" jawab teman saya sambil garuk kepalanya.
"Ooh! habiskanlah waktumu menanggapi soal PKI itu di fesbuk dan medsos lainnya. Dan makanlah itu gaji buta pekerjaan kita. Hehe." ledek saya.
"Njirr.." jawab teman saya.
"Sorry, nih, Cak. Bukan begitu maksudku. Kita memang harus berhati-hati dengan kebangkitan PKI. Adanya banyak contoh yang bisa dibuktikan, seperti adanya pertemuan eks-PKI yang telah dibubarkan, pemakaian simbol palu arit di banyak tempat--dan belum lagi korban ulah PKI kebiadaban yang sudah meninggal itu. Ini penting untuk generasi kita nanti. Harus paham sejarah" sanggah teman saya makin serius.
"Iya. Betul. Kita semua harus waspada. Tapi, jangan langsung gegabah dengan main tuduh. Sesepuh kita memiliki trauma yang sama soal itu. Masa gegara ramainya soal nonton film, jajanan kita jadi turut jadi korban tidak kemakan. Makanlah!"
"Hehe. Iya. Saking semangatnya, Cak"
Saya kembali makan Siomay. Sementara Cimol teman saya sudah tinggal sebutir.
"Gimana proposal penelitian dan pengabdianmu untuk semester ini. Sudah selesaikah, Bro?" tanya saya mengalihkan pembicaraan.
"Belum sama sekali. Idenya lagi mentok ini sampai belum garap apa-apa" jawab teman saya sambil garuk kepalanya.
"Ooh! habiskanlah waktumu menanggapi soal PKI itu di fesbuk dan medsos lainnya. Dan makanlah itu gaji buta pekerjaan kita. Hehe." ledek saya.
"Njirr.." jawab teman saya.
... Kami pun pulang karena jam telah menunjukkan angka 17.01. Anime Naruto sudah mulai.
0 comments:
Posting Komentar