Bila akhir pekan tiba dan saya pulang ke rumah. Seperti biasanya, saya mendapatkan mandat oleh istri--untuk tidur menemani Luna tidur. Maklum saja, Luna yang akhir bulan ini memasuki usia tahun, daya jelajah tidurnya menjadi putaran jam.
Saya dan istri pun harus mengalah, karena kasur tempat tidur kami yang tidak cukup untuk tiga orang. Alternatifnya, kami menambah kasur di sebelah ranjang. Saya tidur bareng Luna dan jam-jam tertentu saya pindah tidur ke bawah, tidur dengan istri. Ehem!
Tengah malam. Seperti malam-malam biasanya. Luna meminta untuk dibuatkan susu. Saya pun ketika itu langsung membuatkan susu untuknya agar kemudian bangun dan rewel. Entah, karena apa masalahnya. Saya tidak bisa memejamkan mata dan malah memilih untuk mengambil handphone yang sedari sore berada di meja kamar. Ramai status di fasbuk, ciutan di twitter, dan postingan foto di IG tidak mampu membuat saya merasa lebih nyaman.
Saya pun mengalihkan pandangan saya. Saya melihat ke arah Luna dan istri saya yang sedang tidur pulas. Melihat mereka tidur lelap. Entah, mengapa secara tiba-tiba--dalam benak dan pikiran saya terbesit rasa bersalah kepada mereka berdua. Saya merasa belum menjadi suami dan ayah yang penuh waktu terhadap mereka berdua, sehingga menyababkan durasi kami bersama sebagai keluarga tidak bisa terpenuhi sebagaimana keluarga pada umumnya.. dan sederet permasalahan lainnya.
"Ayah lagi ngapain?" tanya istri saya tiba-tiba. Saya pun terkejut.
"Nggak ada apa-apa"
"Kenapa?" tanya istri saya memburu. Penasaran.
"Nggak tahu. Tiba-tiba kok merasa gelisah mendadak"
"Mikirin apa?"
Saya memilih diam. Istri saya pun beranjak dari tidurnya kemudian duduk di sebelah saya. Ia pun terus memburu jawaban saya, Saya pun menjawab semampu apa yang bisa saya jawab. Sebab, saya sendiri juga tidak tahu apa yang sebenarnya sedang saya pikirkan. Saya semacam linglung dan kegelisahan yang sebenarnya entah dari mana asalnya.
Kami pun memilih mengobrol. Terutama tentang tumbuh kembang Luna yang terus menunjukkan perkembangan cukup baik. Mulai dengan kosa katanya yang semakin banyak, caranya ia memilih makanan, mengakrabi Mbaknya yang seharian ditinggalkannya sampai cara manjanya minta ikut dibawa ke Mushola. Perlahan obrolan mengenai Luna memberikan saya tenang dan aura kantuk yang perlahan datang. Dan barangkali, diskusi mengenai anak menyebabkan semua orang tua di dunia ini menemukan cara, sikap, dan rasa yang tidak bisa digambarkan dengan apa-apa. Sebab ia hadir dalam ruang-ruang sunyi dalam bathin. Tahu-tahu hadir sikap bangga.
Kurang lebih satu jam lamanya kami mengobrol. Dan akhirnya, kami pun terlelap bertiga. Pulas!
0 comments:
Posting Komentar