Selama ini. Tiap pergi shalat menuju mushala di samping rumah mertua, menyapu rumah atau mengajak Luna bermain. Saya hanya melirik lemari buku peninggalan almarhum Bapak mertua saya. Saya melewati begitu saja. Seperti tidak ada apa-apa.
Barulah kemarin sore saya mencoba membuka lemari buku tersebut. Barulah saya menyadari, ternyata disana tersusun buku-buku lama. Termasuk diantaranya beberapa buku yang pernah saya cari selama ini. Bahkan salah satu jurnal yang telah terakreditasi "hantu" Scopus terbitan tahun 1980 telah pernah dibaca dan dikoleksi oleh Bapak mertua saya. Belum lagi buku atau majalah mengenai Muhammadiyah--maklum saja, karena mertua saya adalah pengurus Muhammadiyah Majenang.
Terus terang. Saya cukup kaget. Sekaligus menyesal. Mengapa tidak sedari dulu saya mulai kurang ajar membuka bahan bacaan Bapak mertua saya. Padahal, sebelum tertata rapi di lemari. Masih ada banyak buku lainnya, termasuk sudah dibawa oleh saudara istri--dan dibakar oleh Ibu mertua karena sudah tidak ada tempat dan lapuk.
"Ini harta karun" kata saya kepada istri saya.
"Udah lapuk begitu, Yah"
"Justru itu. Selama ini, Ayah belum pernah punya dokumen tentang hasil Muktamar Muhammadiyah setengah abad dan beberapa majalah yang telah tidak terbit lagi sekarang"
"Oooh" jawab istri saya sambil menyuapi makan Luna yang buka-buka buku yang sedang saya pilih.
Saya pun menyadari. Sekalipun saya sendiri belum pernah membaca hasil tulisan Bapak mertua saya. Tetapi, setidaknya saya sedikit mengetahui apa yang menjadi bahan bacaannya. Semoga beliau mendapatkan tempatkan tempat terindah di sisi Allah. Amien YRA.
Saya pun menyadari. Sekalipun saya sendiri belum pernah membaca hasil tulisan Bapak mertua saya. Tetapi, setidaknya saya sedikit mengetahui apa yang menjadi bahan bacaannya. Semoga beliau mendapatkan tempatkan tempat terindah di sisi Allah. Amien YRA.
0 comments:
Posting Komentar