Bersama Menerbangkan Doa

Jauh sebelum menikah atau tidak sama sekali. Barangkali, kali aku bukan orang romantisdalam segala hal apapun. Bahkan dalam beberapa kali kesempatan kamu pernah menanyakan: kapan Ayah pernah romantis? Rasanya, pertanyaan itu membuatku semakin bingungdengan cara apa aku menjadi seorang yang romatis. 

Ya! aku memang bukan seorang yang romantis. Apalagi, bila romantis dikonutasikan mengingat tanggal penting untuk memberi kejutan, sebab nyatanya aku hanya seorang mahluk pelupa. Bila romantis adalah memuji dengan kata-kata, sebab nyatanya aku hanya orang yang kering dengan kata-kata bualan. Bila romantis adalah membelikanmu barang-barang mewah, sebab nyatanya tidak memiliki banyak lautan harta. Bila romantis adalah mengencanimu ke tempat tertentu, sebab nyatanya kita harus melipat jarak puluhan kilometer. 

Tapi, tenanglah, sayangku. Aku masih tahu cara memberimu keromantisan: berilah waktu untuk mencintaimu dengan amarah. Selamanya. Akan ku buat ruang-ruang romantis untukmu. Hingga kamu tidak perlu risau tentang sisi ketidakromantisanku. 

Sebagai orang yang tidak romantis. Ijinkan aku sekali mengucapkan "Selamat ulang tahun Istriku yang ke-28 tahun". Sama seperti pada saat tadi malam (5/4) aku membangunkanmu dari tidur lelapmu. Mari kita sama-sama saling berdoa seperti yang kita ucapkan tadi malam itu. Sambil membiarkannya doa-doa itu terbang ke langit menuju Sang Maha Penentu. Kita berpelukan. Erat!

"Kadonya mana?" tagihmu. Aku hanya tersenyum. Tak memberikanmu apa-apa. 

"Ayah bukan tidak sempat membeli. Tapi, karena Ayah pulang terlalu cepat. Karena Nda sakit" jawabku liirih.

Kamu pun dengan sigap memelukku kembali. Jauh lebih erat dari sebelumnya. Semacam kamu telah lupa dengan hadiah yang telah kamu tagih. Sebab aku tahuyang kamu butuhkan bukanlah benda, melainkan kepulanganku. Kita pun sama-sama melihat ke arah Luna yang sedang tidur pulas: tidak tahu apa yang terjadi.
"Nda sayang banget sama Ayah" 
Pesan pendekmu di hapeku saat aku telah berada di Bis menuju Purwokerto pagi tadi. Aku membalasnya serupa. 


0 comments: