Saya Pilih Nomor Dua

"Ayah pilih nomor berapa?" tanya istri saya. Waktu kami sedang santai mendiskusikan Pilkada kali ini. Saya sendiri sebenarnya kagettumben istri saya menanyakan tentang masalah politik. Padahal, biasanya yang lebih sering ia tanya kepada saya: kapan pulang dan kapan liburan. Barangkali, pemberitaan masalah politik belakangan ini cukup memberikannya pencerahan. Untuk sekadar bertanya apa yang menjadi pilihan saya. 

"Pilih nomor dua aja. Sudah teruji" jawab saya sambil nyengir

"Kok gitu?" Jawab istri saya mulai protes.

"Lah, Kenapa e? Nda pilih nomor berapa sih?" saya penasaran

"Yang jelas bukan nomor dua. Meski, cukup meyakinkan dari hasil debat dan program yang sudah dilakukan. Orangnya nyebelin!" 

Saya makin penasaran. Sebenarnya istri saya mau pilih siapa: tapi yang jelas pilih saya sebagai suaminya. 

"Hem! yang jelas antara nomor satu sama nomor tiga" jawabnya buat saya penasaran. Sembari meninggalkan saya sendirian di ruang tengah dan menghampiri Luna yang asik main di kamar mertua saya.

"Yaaahhh"

Selang beberapa hari setelah itu. Saya pun mengetahui pilihan "coblosan" istri saya dari yang momong anak kami: Luna. Ia akan menentukan pilihannya pada pasangan calon (paslon) nomor satudengan alasan yang menurut saya cukup sederhana. Alasannya, karena istri saya suka belanja bulanan di wakil paslon nomor satu. Ya! belanja, Bro. Ternyata, persoalan dimana berbelanja akan menentuk pilihan coblosan politik bagi seorang perempuan. Entah, karena ada godaan diskon. Saya sendiri juga tidak tahu.

Saya pun tidak menanyakan kembali: apa yang menjadi pilihan isi bilik suara politik istri saya. Biarlah ia dengan pilihannya. Dan saya tidak perlu mengintervensisepanjang pilihan politiknya tidak mengganggu kemesraan kami sebagai pasangan suami istri. Semoga pada pilkada kali iniyang sebenarnya pertama kali bagi saya di daerah domisili yang baru mampu menghadirkan pemimpin yang lebih baik bagi pembangunan daerah ini kedepan. 

.... Selamat memilih pemimpin baru untuk Kabupaten Cilacap.


0 comments: