Cinta Cilacap dan Lubang Jalannya

Hal yang paling mendasar dari masyarakat desa adalah tersedianya infrastruktur, baiknya pelayanan, dan harga kebutuhan pokok yang murah. Sebagai seorang pendatang dan menetap di Majenang (Kapubapen Cilacap bagian barat). Tentu saja, awalnya bukan cita-cita saya menatap di desa ini. Semua itu berawal dari hubungan percintaan saya dengan seorang anak ragil (bungsu) yang salah satu klausul pernikahannya mensyaratkan saya menetap di desa iniMajenang. Itu!

Sebagai seorang lelaki yang ingin mencintai pasangannya dengan baik. Saya pun mengamini saja. Saya menerima dan menandatangani klausul di bawah tangan itu demi bakti terhadap mertuadan tentu untuk mendapatkan anaknya. Saya pun juga harus melarungkan niatan berkarir saya ke Surabaya, Jakarta, dan tentunya Jogja tempat dimana saya dan istri dipertemukan. Toh! cinta bukan tentang siapa yang tinggal di kota dan di desa. Tetapi, siapa yang bisa menjaga, mengasihi, dan menyayangi. Eeaa!

Kisah asmara saya dan mantan pacar saya tersebut berujung pada pernikahan tanggal 31 Mei 2014 itu berjalan dengan baik, mulus, tanpa hambatan. Alhamdulillah, kini kami dikaruniai seorang anak perempuan yang kami berinama Revoluna Azalia Makhadi (16 bulan). Sekali, lagi, saya tegaskan. Alhamdulillah, semua berjalan baik, mulus, tanpa hambatanyang kesemuanya itu tidak berbanding lurus dengan kehidupan infrastruktur, pelayanan, dan kebutuhan pokok di Majenang.

"Gila! jalannya rusak. Banyak lubang" itulah kata-kata pertama yang saya dengar bila ada rekan saya atau istri mengunjungi kami. Atau bahkan kebetulan lewat dan mampir untuk sekalian shalat di mushola yang ada di samping rumah. Agar tidak dianggap mengada-ada. Baiklah, saya akan berikan gambar bagaimana foto jalan Majenang yang penuh ranjau jerawat batu itu yang saya ambil seminggu lalu
 
  Ini pasangan calon Bupati Cilacap yang keduanya berasal dari Majenang.

 Kanan kiri semua berlubang. Hindari yang genangan air. Itu jebakan!

 Ini lubang yang dikasih aba-aba oleh warga. Tepat di depan kantor istri saya.

 Kira-kira apa gejolak batin yang dirasakan oleh kakek yang membawa sepeda bermuatan pisang itu?

 Ini bukan kolam ikan. Apalagi, kolam susu.

 Ciye! beda jalan. Meski satu tujuan.

 Lihat ban bekasnya aja. Ditambal pagi hari. Hancur besok sore harinya

 Kalau kalian jatuh ke genangan ini. Apa pisuhan kalian?

Ini yang disebut jebakan Batman

 Lubang jalan depan kantor posko pemekaran Cilacap Barat
Ini salah satu video jalan rusaknya yang sudah saya aplot di yutub (klik)

Dalam keadaan seperti ini masa saya harus bilang "mohon sabar ini hanya cobaan" sebagaimana telah menjadi viral di berbagai media sosial. Ini murni persoalan kebijakan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur yang baik bagi masyarakatnya. Bila jalan utama di Majenang adalah jalan nasional. Maka, tugas pemerintah Kabupaten Cilacap membangun komunikasi dengan pemerintah pusat agar memperbaikinya. Foto diatas yang saya ambil seminggu lalu sampai kemarin masih belum ada perbaikan sama sekali. Namun, bila dibawah wewenang pemerintah Kabupaten Cilacap harusnya tidak perlu kesenjangan pembangunan jalan dengan Cilacap kota dan timuryang sebagian besar telah di cor.  

Dalam seminggu saya 4 (empat) kali menerjang jalan Majenang-Purwokerto dengan motor matik saya. Maka, tiap kali jatuh ke lobang jalanrasaya, ingin sekali mengutuk pemerintah. Hidup di daerah perbatasan seperti di Majenang--memang sangat membingungkan. Infrastruktur yang jelek, pelayanan masyarakat yang susah. Untuk membuat akte kelahiran, kematian, dan berbagai kebutuhan administrasi lainnya harus menempuh perjalanan 2 jam ke cilacap. Maka, upaya mengantisipasi hal tersebutjalan membayar calo atau aparat desa satu-satunya jalan untuk dilakukanTidak terkecuali saya yang harus bayar 250.000 untuk menguruskan akte kelahiran anak saya: karena tidak bisa mengurusnya sendiri di hari kerja.

Saya tidak bermaksud menyudutkan atau menjelekkan daerah domisili baru saya. Saya hanya berharap ada perbaikan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Bukan hanya dilakukan dengan cara tambal sulam jalan, birokrasi dan kebutuhan pokok. Sehingga tidak perlu ada upaya "pemekaran" yang sudah berlangsung sekitar hampir satu dekade ini. Semoga ada perbaikan. Semoga!

0 comments: