Terus terang saya memang tidak terlalu suka dengan berdebat--atau tepatnya mendebatkan sesuatu. Entah, hal ini merupakan hal terhangat dalam dinamika permedsosan ataupun hal-hal yang menyangkut kehidupan kita sehari-hari. Barangkali, itu sebabnya saya tidak pernah menang dalam tiap mengikuti ajang debat--selalu usai dalam babak penyisihan.
Tadi malam, karena tidak tidur, saya menonton acara Indonesia Lowyer Club (ILC) di salah satu tipi sebelah yang dulu pernah saya kasih respon mengenai acaranya. Topiknya sering berganti-ganti tiap minggunya, sesuai dengan isu terkini atau selera Bang Karni dan ARB. Tentu saja, lumrahnya acaranya para pengacara maupun advokad selalu ramai dengan dengan beragam perdebatan atas tema yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk malam ini--yang masih membahas mengenai Pilkada DKI pasca pengudian para pasangan calon yang akan bersaing dalam Pilkada DKI tersebut.
Namun, yang menyedot perhatian saya bukan topik pembahasannya. Apalagi, kumis Bang Karni yang makin tebal. Tetapi, lebih pada keberadaan Ruhut Sitompul yang selalu menjadi rising star--dalam tiap kali acara tersebut diadakan. Kali ini, ia berada dalam posisi sebagai pembela pasangan Ahok-Djarot--meninggalkan "sikap hormat" terhadap Pak Beye yang selama menjadi Presiden dibela dan dipuji mati-matian oleh Bang Ruhut. Ia lebih memilih dambaan hatinya yang baru--ketimbang membantu memenangkan AHY yang notabene anak Pak Beye. Sekalipun, hal-hal seperti itu lumrah dalam politik kekuasaan
"Tak ada yang berubah dari Ruhut. Kecuali sikapnya" ucap Bang Karni diujung jelang jeda iklam. Tampanya juga Bang karni juga sudah kebelet ingin memberondong Bang Ruhut dalam berbagai pertanyaan, meski hanya dibalas dengan bernyanyi dan berpantun--mungkin itu yang tersisa dari Pak Beye dalam diri Bang Ruhut.
".... Kali di Jakarta bersih. Banyak bisa kita lihat ikan berenang di Kali" bela Bang Ruhut dalam beberapa bagian jawabannya. Eh, Bang. Ikan terbang itu hanya ada di TV lho.
Saking agak penasarannya dengan Ruhut Sitompul. Maka, barusan saya pun mencoba mencari data dirinya via Google--yang menyediakan banyak jawaban. Di wikipedia dituliskan "seorang pengacara, pemeran sinetron, dan politikus Indonesia..." saya pun terus menggeser mouse saya kebawah dan ketemulah ditulisan ini penelusuran yang berkait dengan ruhut sitompul
ruhut sitompul muallafagama ruhut sitompulhotma sitompul dan ruhut sitompulruhut sitompul dipecatistri ruhut sitompulruhut sitompul meninggalruhut sitompul diusiranak ruhut sitompul
Saya pun pula terbelalak, sebab Google pun mampu menampilkan sikap kontradiktif Abang Poltak yang satu ini. Info macam apa ini!
....Tapi, setidaknya kita dapat belajar dari Bang Ruhut Sitompul mengenai dimana ladang yang paling basah dan dimana daun kekuasaan yang paling rindang. Kan, begitu, Bang. Pis!
0 comments:
Posting Komentar