Dua minggu lalu. Saya diajak istri saya untuk memeriksakan kandungannya ke dokter disalah satu rumah sakit anak di Purwokerto. Untuk memeriksakannya kami harus menghabiskan dua tiga rumah sakit dan satu klinik dikarenakan jam untuk periksa sudah kadung antri. Sebab itu untuk periksa kandungan dengan menggunakan 4D harus daftar terlebih dahulu atau datang lebih awal dikarenakan banyaknya pasien yang hendak periksa.
Saya pun harus pulang kerja lebih awal. Khusus untuk memeriksakan kandungan istri saya tersebut. Apalagi, istri saya sudah memrelakan diri untuk cuti kerja. Barulah pada hari kedua kami bisa memeriksakan kandangan istri saya tersebut. Saya pun agak bawel menanyakan ini itu tentang keberadaan anak yang sedang berada dalam rahim istri saya. Maklum saja, ternyata si dokter juga merupakan dosen kedokteran tempat saya mengajar. Dan keberadaan si Baby, Alhamdulillah dalam keadaan baik dengan tumbuh
kembang secara normal.
kembang secara normal.
"Kelaminnya gimana dokter" tanya saya sigap yang sedari tadi menyakan itu
"Agaknya perempuan, Pak" sahut sang dokter sambil memutar-mutar alat USGnya. Saya pun meminta agar si dokter mengecek kembali, sebab dalam USG yang masih menggunakan 2D seminggu lalu. Anak saya tersebut dinyatakan kemungkinan berjenis kelamin laki-laki.
"Itu bapak, ada yang mirip kantong kan" jelas si dokter cantik.
"Yang penting anak dan ibunya sehat" nasihat di dokter. Sebagai seorang lelaki, nyaris sebagai besar seorang calon bapak selalu berkeinginan anak pertamanya laki-laki. Namun, saya menyadari bahwa apapun yang diamanahkan Allah tetap saya mensyukurinya. Laki-laki atau perempuan semuanya Allah yang mengatur.
"Ini wajahnya. Mancung hidungnya" Imbuh si dokter. Saya pun memandangi lekat-lekat gambar dilayar USG tersebut. Ada rasa bangga rasanya saya bisa melihat wajah anak saya pertama kalinya. Tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.. Sebab disitu saya dan istri merasa sangat bahagia dan bersyukur.
0 comments:
Posting Komentar