IMM Setengah Abad


Beberapa waktu lalu, saya mendapat chat di facebook oleh pengelola akun IMM Setengah Abad. Si pengelola akun meminta saya untuk bisa menjadi reviewer terhadap Aplikasi Tanfidz XVI untuk Smartphone Android versi 2.0. Awalnya, saya sempat bingung untuk menyanggupi atau tidak dikarenakan saya tidak punya kompetensi dalam persoalan informasi teknologi. Tapi, seakan memahami kegaptekan saya, si pengelola hanya meminta saya untuk mereview beberapa bagian yang perlu saja. Saya pun diberi link dropbox untuk mengakses dan menginstal di smartphone saya. Setelah aplikasinya terinstal, terus terang saya agak kaget ternyata tampilan aplikasi dan kontens isinya saya nilai ‘perfect’. Mungkin bisa jadi dikarenakan kegaptekan saya yang baru saja melihat aplikasi tentang IMM yang mudah dipahami dan dimengerti. Bagi saya, ini merupakan revolusi gerakan pengarsipan IMM secara lebih tertata dan sistemik. Namun, yang paling penting adalah mendekatkan semua kader dengan diri persoalan IMM melalui hal tak terpisahkan dalam kesehariannya—seperti smartphone.

Saya pun mencoba mencerna kontens isi aplikasi tersebut satu persatu. Sekalipun isinya memang hasil Muktamar IMM setengah abad di Solo kemarin. Tentu, saya tidak punya wewenang untuk melakukan perubahan dan koreksi apa-apa dikarena sebagai sebuah keputusan mengikat dalam forum Muktamar tersebut. Saya hanya membacanya untuk khazanah pemahaman terkait keputusan yang tidak bisa saya hadiri ini. Apalagi, selain saya yang mereview—konon dari DPP IMM juga menjadi reviewer terhadap aplikasi ini. Namun, saya menemukan celah untuk memberikan rekomendasi tanpa harus mengubah apa-apa dari keputusan yang bersifat mengikat tersebut. Yakni, perlu adanya penambahan kontens tentang literatur (buku) yang mengulas tentang IMM itu sendiri. Hal ini didasarkan pada pengalaman saya waktu menulis buku Genealogi Kaum Merah (GKM) dan beberapa kali mengisi acara perkaderan IMM. Ada banyak kader yang belum pernah membaca—bahkan mengetahui tentang buku-buku IMM.  

Saya pun menawarkan pada admin imm setengah abad,  bagaimana jika aplikasi tanfidz IMM tersebut ditambahkan tentang literatur IMM. Responnya pun positif dan saya hanya diberi waktu dua hari untuk mengumpulkan buku-buku terkait IMM. Ditengah kesibukan saya mempersiapkan materi perkuliahan ajaran baru, penelitian dan deadline tulisan—saya seperti mendapat keberuntungan menulis GKM. Sebab dari sanalah sebagai besar literatur IMM saya kutip dan isinya sebagian masih mengkristal dalam pikiran saya. Selain itu, saya meminta bantuan beberapa teman untuk memfoto buku yang pernah saya pinjam serta juga mengunduhnya dari internet. Sehingga hadirlah tambahan kontens pada Aplikasi Tanfidz XVI untuk Smartphone Android versi 2.0 ini. Silahkan unduh (DISINI). Ya! dikotak itu..:))

Dari kejadian ini saya baru menyadari bahwa ada banyak potensi yang bisa dikembangkan oleh kita (yang masih bangga) mengganggap diri sebagai kader IMM. Apa yang dilakukan IMM Setengah Abad bagi saya—sangat bernilai harganya. Bukan persoalan materi, tapi lebih pada kemampuannya untuk menangkap persoalan yang sebenarnya tidak banyak dipikirkan oleh (kita) sebagai kader IMM. Apalagi, dengan haqqul yakin saya percaya bahwa pengelola admin IMM Setengah Abad ini berdiri tanpa menggunakan logika dan kinerja struktural. Yang semua azas keputusan dan gerakannya cenderung dihabis dalam rapat yang berlarut-larut. Mereka (admin) hanya ingin menjadi bagian orang yang ingin berkontribusi, tanpa adanya pamrih dan deretan foto selfie—untuk menagasikan bahwa dirinya sebagai kader IMM. Inilah yang patut diapresiasi  dan ditiru oleh semua level pimpinan di ikatan ini. 

Setidaknya, Aplikasi Tanfidz XVI untuk Smartphone Android versi 2.0 ini akan menjadi asset referensi futuristik IMM dalam mengarungi samudera gerakan IMM menuju satu abad. Dan kita memiliki hutang yang tak ternilai harganya terhadap IMM Setengah Abad. 

Itu saja..



Gambar (imm setengah abad

0 comments: