Secret!



aku masih duduk terdiam
terasing dalam pertemuan kawan-kawan perjuangan kita
malam jelang dini hari itu

entahlah,
apa yang hendak kamu jelaskan sebenarnya
pikiranku: tetap bergejolak
tentang apa yang telah kamu putuskan dengan pasanganmu
yang telah resmi terikat—jadi satu tubuh keluarga.

kamu tahu,
aku sangat peduli pada kalian berdua
aku menghargaimu sebagai orang paling berjasa
terhadap pengendalian alam liarku
aku juga sangat menghormati pasanganmu
sebagai—orang yang sangat aku kagumi
kalian berdualah prototype
dambaan keutuhan keluarga banyak orang
yang ada dibelakang kalian berdua
tidak terkecuali aku sendiri

sungguh,
aku tidak tahu dari mana simpang jalan
perceraian itu harus dimulai atau pula harus diakhiri
apalagi,
semua itu harus didiskusikan.
Sebab, yang aku tahu perceraian
perbuatan yang diperbolehkan Tuhan
meski sangat Tuhan benci.

Kemudian,
untuk menerjemahkan “benci” Tuhan itu bagaimana kadarnya.
Mungkin saja kata benci
tidak lain untuk memperhalus kata “laknat”
supaya dimengerti perasaan hambanya oleh Tuhan
Bukan Tuhan yang tidak mengerti perasaan laknat itu
Tapi,
Dia ingin kita menyadarinya
bahwa: kita mengambil keputusan yang sangat besar
dari apa yang dimarahi-Nya.

lupakan saja pertanyaanku
“Sejak kapan kalian memutuskan hal itu?”
yang menyorotkan seluruh bola mata kawan-kawan kita
jika itu sudah menjadi pilihan kalian berdua
jalanilah semua itu sebagai proses takdir yang harus dijalani
meski kadang tak bisa dipahami banyak orang
tak terkecuali diri sendiri
secret!

penting jangan dilupa,
hingga kapan pun masanya
kalian tetap menjadi surat prototype yang tetap dibaca
para penerus kita dalam rahim merah
rumah dimana kita dibesarkan
hingga kita kini bisa berwajah warna warni

0 comments: