Rahim Merah



anggap saja,
aku terlahir dari rahim merah yang penuh persoalan
rahim yang hingga kini
masih memendam perjalanan dimana ia ditakdirkan
menjadi sekumpulan orang yang tak pernah terselesaikan

katanya,
rahim itu lebih suka disebut ikatan
karenanya,
sebutannya sakral, berakal, prosedural dan tauladan
agar nantinya, bisa lahir penerus persyarikatan
kunci dari penyuluh ummatan wasathan

kini,
meninjam petuah Madura yang kampungan
lain zaman, lain pergaulan
lain taulan, lain peranakan
lain didikan, lain perwakatakan
tapi,
semua bersekutu dalam persekongkolan jabatan
beranak pinak dalam intrik politik yang menyeramkan
tak ada lagi kawan, apalagi ikatan
sebab hasilnya hanya permusuhan

Zivara, kekasihku..
jika hari ini 6 Februari 2014
adalah kunci perjalanan perjuanganku yang menggilas
maka, ku layangkan sebungkus asa pada persyarikatan
dan bertanya pada angin sore dipersimpangan jalan
“masihkan ia bisa sampai dengan selamat,
lewat kabar gembira diujung pertemuan
sebagai pertanda bukti siap pengkhitmatan”

sebab sebungkus asaku itu adalah impian
bukan sekedar angan dan lamunan
terpupuk lama dalam rahim merah: ikatan
tertutur dalam traktat perlawanan
rumah yang selalu aku nantikan
komitmen tanda mimpi membangun rumah merah perjuangan

inilah perjalanan
selalu menemukan jalan kepulangan

0 comments: