Kiamat


Dalam benak sebagian orang, hari ini merupakan hari yang menegangkan, mendebarkan, cemas—atau bahkan menggusarkan. Kiamat—menurut ramalan Suku Maya diindikasikan terjadi hari ini. dikarenakan kalender lokal yang menjadi keyakinan suku tersebut sudah berakhir tepat hari ini. Bius phobia kiamat gaya hari ini pun diperjelas dengan hadirnya film 2012 yang menerangkan tentang ganasnya kiamat. Barangkali hal tersebut cukup berlebihan ditengah kekhawatiran, ada dulangan modal yang mengalir secara deras berikut bersama keuntungannya.

Untuk mereka yang beragama, kiamat hari ini menjadi hal yang sangat berlebihan. Tidak perlu ditanggapi secara lebih serius—sebab hampir semua ajaran agama tidak memberikan kejelasan secara pasti kapan datangnya hari kiamat. Lebih-lebih bagi mereka yang beragama islam; Dajjal, Imam Mahdi (Nabi Isa) dan matahari terbit dari barat. Bentuk kaitan kiamat ajaran Suku Maya dengan ajaran Ibrahimic (Islam) juga ilmu pengetahuan terang-temerang berlainan arah. Kiamat—sebagai tanda akhir zaman, Muhammad memberi perbandingan jari telunjuk dengan jari tangan. Atau bahkan budak yang melahirkan tuannya dan para pengembala yang berlomba meningkatkan bangunan. Dan pengamatan para ilmuan belum ada tanda-tanda kejadian besar dalam bima sakti hari ini. Ya! memang ada  isyarat bahwa kiamat sudah dekat. Sekalipun tidak menjelaskan kapan waktu terjadinya.

Kiamat—sebagai sebuah isyarat dan keimanan. Hanya bisa diyakini. Dan perbuatan atas semuanya itu adalah pentingnya perbuatan baik. Kiamat hanyalah deadline dimana amal kebaikan itu berakhir. Tidak lagi bermakna dan bernilai disisi tuhan. Kebaikan bukan hanya karena deadline hadirnya kiamat melainkan harus mengalir tanpa perlu meributkannya. Bukankah kebaikan melintasi semua unsur keyakinan ataupun kepecayaan. Ditengah keyakinan tentang hari kiamat; mestinya tabiat pengagungan tidak-kekalan duniawi menjadi ajang reflektif. Ketidakadilan, diskriminasi, korupsi, peperangan, penindasan dan lainnya yang menyebabkan hilangnya unsur kebaikan (keimanan), senantiasa segera dibenahi dan diselesaikan.

Matahari masih saja bersinar diufuk timur pagi ini. Tugas suci kebaikan dan kemanusiaan masih menanti untuk segera dikayuh; bagaimana pun kecilnya. Tanpa perlu meributkan deadline kiamat. Kebaikan dan kemanusiaan tidak mengenal deadline sepanjang nafas masih menguap diujung dada. Dan biarlah kiamat menjadi hak veto Tuhan—kita cukup menyakininya saja; dengan beramal baik.

Selamat berkarya atas kabaikan dan kemanusiaan. Barakallah 


0 comments: