seperti
perahu
engkau
berlayar menyeberangi arus ombak yang kian gila
kesana-kemari
mirip nahkoda mabuk
membiarkan
gugus biru memuram di jagat raya
bersaksi
ditengah riak kian sepi tak terlihat
Tetapi,
sinyap-sinyap
engkau lihat peraduan rapuh yang menua
bersalam
“inilah pulau hatiku”
atas
sebuah nama yang terikat
ia
menghampar luas di sudut hatimu 6 bulan terakhir
membangun
gazebo kekhawatiran
mengundang
party laron gelisah
memancing
keong cemburu
menonggangi
perahu kesibukan
merobohkan
mercusuar penyusup
dan
menjemur daging kesabaran
perahumu
sudah berlabuh; ia baik-baik saja
meski
malam berganti siang; siang berganti malam
tidak
perlu engkau tanya lagi
benarkan
pulau ini yang ku labuhi dan
ku
harapi untuk berlayar kembali
dan
sekarang,
alam
telah memilih
berdua
selamanya; semoga!
Link (gambar)
0 comments:
Posting Komentar