cerita ini tak lagi samameski hatimu selalu di sinimengertilah bahwa ku tak berubahlihat aku dari sisi yang lain.
Untuk, Je
Beberapa waktu lalu. Saat pertama kali kita bertemu. Aku hanya
tersenyum melihat sikapmu menjadi pembawa acara yang aku hadiri. Kamu mengelus
keringat didahi saat peserta mulai mendemomu dengan ragam pertanyaan. Bukan aku
menertawaimu. Tetapi, usaha yang kamu lakukan memberi umpan balik pada mereka
yang bertanya; begitu unik!
Je, sekarang usiamu sudah bertambah
sekaligus berkurang. Memang beginilah kehidupan. Tidak hitam putih. Kehidupan itu
berwarna bagaimana pun corakmu. Karenanya, pertambahan usia bukan hanya ritus diatas
kue melainkan pertambahan rasa syukur. Dari sinilah warna itu akan membuat
coraknya sendiri. Tanpa perlu kita intervensi
Aku tahu kamu seorang perantau; begitu pula denganku. Tidak perlu kamu
sesali saat usiamu kali ini karena tidak dirayakan dengan meriah suara
terompet, ucapan, tepuk tangan keluargamu diseberang lautan sana. Mereka tetap
menjadi bagian dirimu yang terus mengalirkan doa atas apa yang kamu kehendaki.
Meski jarak antara kalian—tak lagi sama. Percayakah kamu tidak akan pernah
kehilangan keluargamu. Kami, orang-orang disekelilingmu, yang mencintaimu—juga
yang memarahimu. Tetap menjadi bagian keluarga yang akrab meski tanpa pertalian nasab.
bersandar padaku, rasakan hatikubersandar padaku
dan diriku bukanlah aku, tanpa kamu tuk memelukkukau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Je, acuhkan saja jika ada orang yang
bertanya bahwa kamu masih ketergantungan pada orang tua. Atau pun diejek dengan
lebel kekanakan. Orang tua yang selalu mengontrolmu, menanyai kabarmu, mengecek
jadual harianmu; atau bahkan menyelidiki percintaanmu. Semata-mata apa yang
mereka lakukan itu merupakan bentuk rasa cinta yang berjalan beriringan dengan
sikap khawatir.
Hampir tidak ada orang tua yang tidak pernah khawatir jika anaknya merantau.
Dan itulah perasaan yang melekat dalam-dalam lewat hubungan orang tua dan anak.
Perasaan yang tidak bisa direkayasa. Jadi perasaan yang mendalam itu bukan
hanya persoalan perasaan pada lawan jenis.
Masih ingatkah kamu pada pelajaran waktu kita masih di TPA. Para ustadz/ustadzah biasanya menceritakan
tentang keindahan perjalanan agama (Islam) di Eropa. Yang ditandai dengan
dibangunnya pusat peradaban intelektual—salah satunya Qasar Azzrahra. Tempat yang kemudian menjadi tempat terindah di
daratan Andalusia (Spanyol). Dan sekarang masih bisa kita saksikan. Qasar Azzrahra itu dibangun selama 40
tahun oleh al Mansur yang sangat mencintai istrinya. Meski al Mansur hanya
mampu menyelesaikan 25 tahun. Tatapi anaknya al Hakam II inilah yang kemudian
merampungkannya. Tidak tanggung-tanggung tempat ini terdiri dari 5.000 pavilion
dan tiap pavilion terdapat perpustakaan, ruang penelitian, ruang penerjemahan,
kebun bunga, ruang pertemuan dan ruang tamu.
Dari tempat inilah dikemudian hari menjadi kiblat peradaban
intelektual anak manusia. Perasaan cinta dan impian itu senantiasa berjalan
bersama seperti apa yang dikakukan bapak-anak al Mansur dan al Hakam II untuk
menghormati orang mereka cintai. Hal yang mengagumkan pua, Qasar Azzrahra bukan dibangun lewat keuangan negara melainkan dari
harta pribadi—jadi berbeda dengan Syeh Jehan dalam membangun Taj Mahal dengan
uang negara.
waktu yang telah kita laluibuatmu jadi lebih berartiluluhkan kerasnya dinding hatiengkaulah satu yang aku cari
bersandar padaku, rasakan hatikubersandar padaku ooh
Je, entah secara kebetulan atau tidak.
Tanggal lahirmu bersamaan dengan lahirnya organisasi Muhamamdiyah. Dan lagi-lagi,
aku sampaikan ini bukan sebuah intervensi. Ya!
Nikmati saja bahwa kamu lahir dalam tanggal yang istimewa—akan dirayakan secara
meriah. Seperti acara Muhammadiyah yang tadi pagi kamu hadiri.
Aku hanya ingin mengajak kita sama-sama merefleksikan diri. Merefleksikan
diri dalam tiap pertambahan usia adalah bentuk dari kedalaman syukur yang kita
jalani. Mencintai kehidupan itu sama nilai ibadahnya dengan keberibahan kepada
Tuhan. Sebab Tuhan senantiasa mengoreksi apa yang kita perbuat dalam hidup—dan
kita pun menerima semua hasil itu, lewat raport
amal di akhirat kelak.
dan diriku bukanlah aku, tanpa kamu tuk memelukkukau melengkapiku, kau sempurnakan akudan diriku bukanlah aku, tanpa kamu menemanikukau menenangkanku, kau melegakan aku
“makin dewasa” itu yang aku
terima dari pesan singkatmu hari ini. Dan hal itu barangkali memang benar
adanya. Kamu mampu melewati masa-masa sulit menjadi seorang perantau yang
dituntut serba mandiri. Kamu membuktikannya dengan menyelesaikan ragam
penyelesaikan masalah yang hadapi. Bukan dengan menghadapi masalah lewat cara menye-menye. Karena hari ini tak lagi sama dengan yang kemarin dan esok hari.
Absen pertemuan kali ini dengan keluargamu yang jauh di seberang
lautan pada akhirnya akan mengutuhkanmu—menyempurnakanmu. Percayalah!, bahwa segala apa yang kita usahakan tidak akan pernah
sia-sia. Meski membutuhkan pengorbanan yang beragam; besar atau kecil. Mengenai
soal hasil bukan nilai nominal keberhasilan yang menjadi alat ukur. Namun,
penghargaan atas usaha dan cucuran keringat. Aku percaya dengan hal itu—semoga
pula kamu juga mempercayainya.
Sebaiknya, memang tidak perlu panjang-panjang aku menulis tulisan ini
untukmu. Bukan karena aku lelah. Sebab cerita tentang perjalanan hidupmu tidak
akan pernah selesai hanya coretan tulisan saja—kamu bisa memulainya dengan cara
lebih yang indah. Dan rapel-kan saja
kadoku untukmu kali ini lewat doa dan
tulisan ini. Seperti yang kamu minta. he!
Semoga makin tangguh
mengarungi samudera kehidupan. Dan rajin tersenyum :)
Link (Gambar)
Saya bukan orang yang terlalu tergila-gila pada sosok Ariel. Lebih-lebih saya seorang laki-laki. Ha! Diluar kontroversi Ariel. Saya menemukan lagu-lagu yang usung oleh NOAH berbeda sejak masih bernama Peter Pan. Liriknya cukup dalam dan mempunyai kekuatan tersendiri. Dengan TANPA IJIN NOAH dan manajemen. Saya menulis cerita ini berdasarkan apa yang saya pahami lewat lagu-lagu NOAH dengan jalan fiksi.
###
Cerita fiksi #1 Separuh Aku
Cerita fiksi #2 RajaNegeriku
Cerita fiksi #3 Ini Cinta
Saya bukan orang yang terlalu tergila-gila pada sosok Ariel. Lebih-lebih saya seorang laki-laki. Ha! Diluar kontroversi Ariel. Saya menemukan lagu-lagu yang usung oleh NOAH berbeda sejak masih bernama Peter Pan. Liriknya cukup dalam dan mempunyai kekuatan tersendiri. Dengan TANPA IJIN NOAH dan manajemen. Saya menulis cerita ini berdasarkan apa yang saya pahami lewat lagu-lagu NOAH dengan jalan fiksi.
Semua lirik dan lagu yang ada dalam cerita ini berasal dari album NOAH | Seperti Seharusnya | 2012 | Musica Studio.
0 comments:
Posting Komentar