Waktu itu kita masih berharap. Menarik nafas bersama dalam
kesempurnaan setengah agama. Sedikit pun kita tidak saling bertanya; apakah kau akan mencintaiku seperti dahulu?.
Kita sama-sama saling percaya; juga saling mencintai.
“saya terima nikah dan kawinnya Laila Zafira dengan seperangkat alat
shalat dibayar tunai” ikrarku kepada keluarga juga pada Tuhan kita berdua.
Pernikahan memang bukan hanya sekedar penyatuan hubungan mencari
kehalalan atas perintah Tuhan, penyatuan dua diri, penyatuan dua keluarga,
penyatuan dua adat; atau bahkan pemberian mahar. Namun, pernikahan juga
penyatuan dua gaya hidup, Sayangku.
Aku perokok. Kamu hanya tersenyum.
Jutaan waktu sudah kita lalui. Kita pun sudah mampu membangun surga
atas karunia Tuhan yang tidak bisa dibeli dengan angka. Dan penyejuk mata sudah
mengelilingi kita berdua. Kamu pun tidak jua bertanya; apakah kau akan mencintaiku seperti dahulu?
Aku merokok. Kamu hanya tersenyum.
Disuatu waktu; aku mengidap penyakit. Menurut pemeriksaan hidupku
tidak akan lama lagi. Katamu waktu aku mulai menemani harimu di kamar 120
Raflesia. Kamu menyimpan segala bentuk peyebab penyakit itu sendirian. “jangan sampai anak-anak tahu, apa yang
menjadi penyakit Mama”. Pesanmu kembali kala bubur rumah sakit mulai membosankan.
****
Pertengahan tahun 2003
“Innalillahi Waa Innailahi
Rajiun. Telah berpulang ke Rahmatullah Ibu Laila Zafira. Semoga amal ibadah
beliau diterima diisisi Allah SWT” suara Toa masjid memberi pengumuman. Aku hanya
menangis disampingmu sambil memegang erat suratmu.
“apakah kau akan mencintaiku
seperti dahulu? Menurut pemeriksaan
Dokter penyebab penyakit Mama karena terlalu sering menghisap asap rokok;
perokok pasif. Mama harap, Ayah tidak melakukan pola hidup yang sama pada
anak-anak. Ku mohon Ayah berhentilah merokok!”
Aku hanya menyesal. Senyum protesmu dulu tidak bisa menyindir alam
bawah sadar gaya hidupku. Hanya karena nama ketersinggungan dan rasa tidak
enak. Sekali lagi, aku hanya menyesal. Dan
bertahlil Aku mencintaimu seperti dahulu.
Tanpa asap rokok. Bisakah waktu dapat
terulang?
Aku terjebak dalam khayal dan
sesal.
Link gambar (klik)
2 comments:
Apik! Ringkas namun dalam.. :)
Sampai bertemu Senin petang!
Oke siap. Lomba nangkap belut.He!
Posting Komentar