#Liberal


Dasar kau ini liberal. Agama kau tafsir sesuka hati. Tuhan kau buat jadi relatif, kebenaran kau buat jadi hambar, kitab suci kau buat jadi tumpukan kertas. Kaulah penghuni kerak neraka paling dalam. Kekallah hidupmu dialam sana.

Sayangku, Itulah hujatan mereka. Aku dianggap hanya pembuat kisruh dunia tuhan. Haruskah aku pamerkan; shalatku, shadaqahku, puasaku, hajiku. Dan semua bentuk ibadahku. Agar mereka tahu bahwa aku juga bertuhan. Sama seperti mereka itu.

Sayangku, Buta dan budegkah kita? Tuhan telah dibajak jadi sinetron, dagelan kuis, undian, rentetan lelucon, konser musik, lagu religi musiman, ragam busana;  yang tentunya ritus simbol belaka. Sebab semua itu ada bandrol harganya.

Asyhadu Alla Ilaaha ‘Illallah, waa Asyahadu Anna Muhammad rasulullah.

Sayangku, jika mereka mengecapku sebagai orang liberal. Maka, ijinkan aku mencintai Tuhanku melintasi batas rasionalitas tafsir tunggal yang mereka agungkan. Bukankah tidak ada kebenaran mutlak atas manusia; atau tafsir tunggal yang mengekang tanpa adanya tafsir baru. Karena, kita hidup bukan pada zaman Muhammad sang Nabi agung. Dan biarkan nilai-nilai yang diajarkan Muhammad bisa hadir dalam hati dan akhlak manusia—nilai universalitas agama; rahmatan lil alamin.

Atas semua tuduhan itu; liberal atau konservatif—Tuhan, nabi, agama dan kitab suci kita sama. Juga sama-sama makan nasi!


Link gambar (disini)

0 comments: