Dasar kau ini liberal. Agama kau
tafsir sesuka hati. Tuhan kau buat jadi relatif, kebenaran kau buat jadi hambar,
kitab suci kau buat jadi tumpukan kertas. Kaulah penghuni kerak neraka paling
dalam. Kekallah hidupmu dialam sana.
Sayangku, Itulah hujatan mereka. Aku
dianggap hanya pembuat kisruh dunia tuhan. Haruskah aku pamerkan; shalatku,
shadaqahku, puasaku, hajiku. Dan semua bentuk ibadahku. Agar mereka tahu bahwa
aku juga bertuhan. Sama seperti mereka itu.
Sayangku, Buta dan budegkah kita? Tuhan telah dibajak jadi
sinetron, dagelan kuis, undian, rentetan lelucon, konser musik, lagu religi
musiman, ragam busana; yang tentunya
ritus simbol belaka. Sebab semua itu ada bandrol harganya.
Asyhadu Alla Ilaaha ‘Illallah, waa Asyahadu Anna Muhammad rasulullah.
Sayangku, jika mereka mengecapku
sebagai orang liberal. Maka, ijinkan aku mencintai Tuhanku melintasi batas
rasionalitas tafsir tunggal yang mereka agungkan. Bukankah tidak ada kebenaran
mutlak atas manusia; atau tafsir tunggal yang mengekang tanpa adanya tafsir
baru. Karena, kita hidup bukan pada zaman Muhammad sang Nabi agung. Dan biarkan
nilai-nilai yang diajarkan Muhammad bisa hadir dalam hati dan akhlak manusia—nilai
universalitas agama; rahmatan lil alamin.
Atas semua tuduhan itu; liberal
atau konservatif—Tuhan, nabi, agama dan kitab suci kita sama. Juga sama-sama
makan nasi!
Link gambar (disini)
0 comments:
Posting Komentar