Tuhan, kami hanya meminta.
Untuk hari ini kami tidak ingin memohon tentang seandainya, apabila,
coba jadi, dan jika. Setidaknya kata-kata itu membuat kami hanya hidup dalam
dunia angan belaka. Kami hanya ingin meminta bahwa apa yang kami kerjakan
selama ini baik dihadapanMu—dan cukup Engkaulah yang menilai segalanya.
Perjalanan kami dalam menapaki Ikatan ini memang melalui
berbagai cara. Ada yang merasa terjebak, terpaksa, terprovokasi atau bahkan
hanya untuk mengikuti kewajiban. Dan dari semua titik yang kami alami itu hadapkanlah kami
bahwa ada hal besar yang harus kami kerjakan dalam Ikatan ini. Sebagaimana
lazimnya Ikatan—dia terbentuk dari berbagai kumpulan benda yang tercerai berai
dan terikat menjadi satu atas tujuan untuk bisa menghapus ataupun membersihkan
hal yang barangkali perlu disucikan.
Tuhan, kami tidak berharap apa-apa karena kami tidak tahu apa-apa.
Kadang-kadang sebagian dari kami menggerutu, marah, kesal—dan ada pula
yang berhenti kemudian merasa tidak mendapatkan apa-apa. Meski sebenarnya
Ikatan ini tidak menyediakan apa-apa. Bukankah hal yang dianggap bukan apa-apa.
Kemudian dibaca secara berulang-ulang akan menghadirkan apa. Apa yang
dinginkan, apa yang seharusnya, apa yang terjadi—ataukah bahkan apa yang
tersedia. Maka, atas nama apa. Ijikan kami Tuhan, untuk bisa memberikan apa
saja yang kami bisa. Sebab Ikatan ini tidak akan menjadi apa-apa, selama kita
belum memberi apa-apa.
Tuhan, kami menyukai hal berbesar.
Yang kami kerjakan ini merupakan bentuk rasa cinta kami—terhadap
Ikatan. Siramilah cinta kami untuk bisa memberi banyak hal terhadap apa yang
kami cintai. Kami mencintai hal-hal besar; gerakan besar, narasi besar, gagasan
besar, orang-orang besar dan lainnya. Dan dari hal besar inilah kami merasa mapan. Dari
mapan inilah yang membuat kami terasa kaku untuk berbuat dan bergerak.
Kami menyukai hal besar tapi juga mencintai hal kecil. Barangkali,
dengan mengukai hal besar, kami bisa mengerjakan perbuatan terkecil dengan baik dari hal besar. Dari yang hanya puluhan orang ini,
jadikanlah kami bisa berbuat hal besar melalui hal kecil. Kami hanya ingin menjadikan
hal kecil sebagian dari revolusi diri dan Ikatan. Revolusi yang mampu membawa
nilai kebaikan yang kecil kepada hal yang besar,
—itu saja harapan kami terhadap ikatan hari ini, Tuhan. Maaf kalau
membuatMu bingung meski, itu kemustahilan.
Renungan pagi ditengah pelaksanaan DAM AR. Fakhruddin Kota Yogyakarta. Setidaknya, saat-saat bersama mereka menjadi kenangan tak bisa dilupa, Kado :)
Renungan pagi ditengah pelaksanaan DAM AR. Fakhruddin Kota Yogyakarta. Setidaknya, saat-saat bersama mereka menjadi kenangan tak bisa dilupa, Kado :)
0 comments:
Posting Komentar