Merokok tak pernah ada alasan untuk memulai. Dan tak pernah ada mimpi untuk berhenti. Seperti dua hal yang berseberangan tetapi bertumpu pada satu titik—korban Rokok!. Inilah gaya hidup yang mendapatkan pujian sekaligus kecaman yang luar biasa. Bahkan tak jarang Negara dan Agama masuk ke dalam Ring pertandingan untuk mempertontonkan kuasa—sialnya, Bos Rokok selalu menang sebagai Bandar.
Tak perlu kita bicara panjang siapa yang untung rugi. Sebab yang untung adalah para Bos Paprik Rokok dengan akumulasi modal dari sistem binal kebiasaan diujung bibir—Bos Paprik Rokok selalu masuk 10 orang terkaya di negeri ini tanpa diketahui apakah ia merokok atau tidak. Nyengerlah kaum perokok yang harus mengorbankan uang dan kesehatannya untuk kepuasan kebiasaan binal ini.
Tiap orang selalu punya ragam cerita sendiri tentang Rokok, begitu juga denganku sebagai mantan perokok aktif sejak kelas 5 SD. Tapi ada salah satu momentum yang tak bisa aku lupakan dari Rokok. Tulisan ini ada disalah satu Bab buku “Melawan Lupa Sebuah Catatan Dalam Dosa”. Buku yang tak mungkin kalian temui di toko buku—bukan dijual tapi untuk dibaca gratis. Kalau kalian berminat membaca cukup titip Email di Facebook atau blog ini. Aku akan mengirimkan soft copynya secara Gratis! Semoga tulisan ini bermanfaat. Amien.
Tiap orang selalu punya ragam cerita sendiri tentang Rokok, begitu juga denganku sebagai mantan perokok aktif sejak kelas 5 SD. Tapi ada salah satu momentum yang tak bisa aku lupakan dari Rokok. Tulisan ini ada disalah satu Bab buku “Melawan Lupa Sebuah Catatan Dalam Dosa”. Buku yang tak mungkin kalian temui di toko buku—bukan dijual tapi untuk dibaca gratis. Kalau kalian berminat membaca cukup titip Email di Facebook atau blog ini. Aku akan mengirimkan soft copynya secara Gratis! Semoga tulisan ini bermanfaat. Amien.
SEBATANG ROKOK
MEBUATKU CABUL!
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kesansekaligus kenakalan yang begitu menggila. Sebuah masa dimana sikap penasaran akan sesuatu merupakan yang lumrah dan tak dapat dielakkan, mungkin karena masaini merupakan “masa puber” bagi seseorang sehingga segalanya ingin dilakukan.
Sebenarnya aku sangat malu untuk manulis hal ini karena bagi sebagian orang merupakan sebuah aib, tapi dalam batinku terus melawan untuk menulis sebagai sebuah pelajaran. Ini adalah kisah dimana aku masih menjadi seorang perokok aktif tapi bukan untuk saat ini.
Aku ingin mengajak pikirinanku kembali ke belakang, kembali mengingat sebuah masa yang bagiku sungguh begitu kurang ajar. Tapi tak apa, masa itu yang membawaku sedikit lebih baik. Kala itu aku masih menginjak kelas dua sekolah tingkat pertama. Seperti biasanya, saat jam istirahat sekolah aku bersama dengan teman-teman duduk ditepi jalan sambil ditemani segelas es teh dan kepulan asap rokok yang sedang menari latar. Canda tawa sudah menjadi santapan kami sehari-hari meski terkadang berbuah keusilan.
Di tengah canda tawa itu salah satu dari kami, sebut saja namanya Haqi menantang kami yang sedang nongkrong “aku punya usul nich, kira-kira kalian berani tantangan gak?” mendengar ucapan Haqi anak-anak yang ada disekitarnya menatap kearahnya.
“Emangnya tantangannya apaan?”sahutku.
“Kalian lihat cewek yang sedang menuju ke arah kita ini?” tunjuk Haqi ke arah cewek yang sedang menuju kearah kami yang kukenal, namanya fifin, dia kakak kelasku. Hampir sebagian besar anak di sekolahku mengetahuinya karena dia merupakan “artis” tercantik.
“Aku tantang kalian semua, siapa yang berani meremas pantat tu cewek (maaf), aku traktir rokok satu batang perhari selama satu minggu termasuk kalian yang ada disini” ujar haqi dengan ide gilanya. Semua anak-anak yang nongkrong disitu terkejut dengan tawaran itu.
“Gila bener kau ini, membangunkan singa masai yang sedang tidur. Kacau kau agh...”ujar Zain sambil menghisap rokok.
“Kelihatannya ini memang ide gila tapi menurutku merupakan bukti kalau kalian semua adalah para perokok sejati. Hadiahnya gak seberapa, tapi nyalimu itu lo bung. Ada yang berani gak? Kamu, cak, berani gak? Udah gak usah benyak alasan khusus kamu, aku bertaruh satu bungkus. Gimana?” ujar Haqi yang justru menantangku.
“Gak ada hubungannya itu denganku”jawabku sambil mengambil es tehyang ada disebelahku.
“Kamu sudah duduk disini, cak, berarti kamu sudah menjadi bagian dari kami.Ini sudah menjadi aturan kita bersama dari dulu kan? Siapa yang duduk bersama kita, maka harus ikut aturan kita” sahut haqi.
“Oke, sepakat, tidak usah satu bungkus cukup satu batang saja. Tapi ingat,semua duduk disini harus ngasih satu batang setiap hari selama satu minggu” jawabku yang justru membuat semua orang heran dan tak percaya bahwa aku menyetujui usulan gila itu.
“Kami disini akan lihat sejauh mana keberanianmu, cak, jangan-jangan malah kabur. hahaha...” ujaranak-anak yang lain, meledekku.
Tak lama setelah itu Fifin pun lewat di depan kami, siualan bibir teman-temanku yang dower saling bersautan dengan begitu genitnya. Teriakan “maju-maju...”sudah mulai terucap dari mereka, aku pun langsung mengikuti Fifin dari belakang. Kurang lebih 10 meter dari tempatku duduk, aksi cabul itu terjadi, aku meremas sebelah potong semangka yang seharusnya tak aku lakukan. Teriakan “wuih...”dari temanku pun bergemuruh. Fifin yang kaget dengan perbuatanku tadi langsung menoleh ke arahku dengan tatapan yang begitu tajam seakan memangsaku.
“Cowok kurang ajar, tidak sopan” bentak fifin dengan amarah yang memuncak, aku pun mundur dua langkah kebelakang karena aku mengira dia sepertinya mau memukulku
“Awas ya.. aku laporin kejadian ini kepada kepala sekolah nanti. Biar tahu rasa kau ini” ancam fifin sambil berjalan dengan tangan ditarik oleh mery. Aku pun kembali ke gerombolan teman-temanku yang menyambutku bak seorang pahlawan yang habis pulang dari medan perang. Mereka pun mengumpulkan rokok yang sudah menjadi taruhan sesuai dengan kesepakatan awal. Pikirku “kok bisa ya aku lakukan ini” sepertinyaaku menyesal tapi sudah terjadi.
“Ada apa cak? Sepertinya fifin tadi ngancam kamu. Emangnya dia ngomong apaan?” tanya Haqi sambil memberikan rokok hasil taruhan padaku.
“Dia mengancam mau laporin ke kepala sekolah, Men. Gimana ini?”
“Waduh..matilah kita. Bisa-bisa orang tuamu dipanggil ke sekolah dan kita semua jadi tumbal”
“Sudahlah, aku yang tanggung..”
“Ya iyalah, kau yang nanggung cak, kamu kok yang enak. Hahaha..”Ujar Hadi meledekku. Lima menit kemudian aku pamit juga teman-temanku untuk mengambil tas di kelas. Aku mau bolos dulu hari ini.
Setelah kejadian tadi aku puntak masuk sekolah selama tiga hari dengan alasan sakit. Bukan sakit serius tapipura-pura sakit dengan cara yang ku buat sendiri dan terlalu rahasia untuk aku ceritakan. Sore hari Haqi main ke tempatku dan menceritakan segala hal yang terjadi di sekolah selama aku tidak masuk, surat pemanggilan untuk orang tuapun belum ada dari sekolah karena itu aku penasaran apa yang terjadi. Haqi menceritakan semuanya termasuk saat kepala sekolah masuk kelas
“Saya mendapat pengaduan dari salah seorang murid. Katanya ada yang menggangu pada jam istirahat kamarin pagi. Dia mengatakan pelakunya berasaldari kelas dua. Sekarang mengaku siapa orangnya sebelum saya suruh menghadap keruangan saya?” tanya kepala sekolahku.
“Iya, pak, saya tahu orangnya. Pakai baju putih dan berbuntut putih ya,pak?” sahut haqi.serentak murid yang ada dalam ruangan, tertawa.
Mendengar jawaban haqi tersebut kepala sekolah langsung menghampirinya, tanpa banyak jurus kepala sekolah langsung menampar Haqi “kamudi pikir ini masalah main-main apa..” ujar pak kepala sekolah, ruangan kelas langsung sepi tak ada satu pun mrid yang bersuara.
“Orangnya sekarang tidak masuk, pak” celetuk hadi yang satu bangku denganku.
“Suruh menghadap saya kalau orangnya masuk” jawab kepala sekolah sambil meninggalkan kelas tanpa mengucapkan salam. Mungkin lupa.
Mendengar cerita haqi barusan aku pun tertawa terpingkal-pingkal. Orang yang selama ini agak disegani disekolah ternyata kena tampar. Dia menyuruhku untuk masuk sekolah, teman-teman yang lain siap membantu termasuk menceritakan semua alasan dari kejadian itu.
***
Esok harinya, aku langsung menghadap kepala sekolah. Sesampai di ruangannya aku melihat wajah kepala sekolah sudah menunjukkan raut yang aneh, dalam bathinku “mati aku, kayaknya pak kepala sekolah siap menyantapku” setelah itu aku duduk ditempat yang telah disediakan dan kepala sekolah berkata “kamu tahu kesalahanmu apa?”
“Iya pak saya mengakui bahwa sayalah yang melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap Fifin tiga hari lalu, mungkin bapak juga sudah tahu alasannyadari teman-temanku yang lain” jawabku dengan wajah menunduk.
“Saya masih memikirkan hukuman yang pas untuk perbuatanmu ini, karena ini adalah kesalahaan terbesar dalam aturan sekolah.”
“Asal jangan panggil orang tua saya, pak, saya terima apa saja hukuman yang bapak berikan. Tapi tolong jangan suruh bunuh diri ya pak” jawabku dengan sedikit bercanda.
“Kamu ini sudah salah malah bercanda. Apa saya keluarkan saja dari sekolah ini!” ujar kepala sekolahsentak mengagetkanku.
“Begini, pak, saya janji tidak akan melakukan hal ini lagi, bener, janji!” rayuku.
“Begini, berhubung kamu belum pernah berbuat kasus di sekolah ini, bapak kasih hukuman untuk meminta maaf kepada fifin dan harus membersihkan halaman sekolah selama satu minggu dan bapak juga akan pegang janjimu itu. Sekarangkamu boleh tinggalkan ruangan ini” jawab kepala sekolah. Sepertinya beliau mengerti betul alasan kenapa aku berbuat demikian terhadap fifin.
Aku pun meninggalkan ruangan kepala sekolah dan menemui fifin yang berada disamping kantin sekolah karena jam masuk kelas masih sekitar 15 menit lagi. Saat fifin melihat aku sedang berjalan menuju kearahnya ia pun mengeluarkan wajah murkanya, merah bercampur benci yang terlalu sangat. “mau apa kamu kesini, masih belum cukupmempermalukan aku di depan umum? Dasar orang tak tahu etika..” bentak fifin sebelum aku mengutarakan maafku.
“Iya, aku salah, aku kesini mau minta maaf atas kejadian kemarin. Jujur aku itu diolok-olokin sama temen-temen kalau aku tidak berani. Itu aku lakukan demi taruhan Rokok sama anak-anak yang lagi kumpul disana. Sekarang aku jugasudah dikasih hukuman kepala sekolah untuk membersihkan halaman selama satu minggu. Maafin aku fin, aku janji tidak akan ngulangi lagi” ujarku.
“Inget, tidak segampang itu aku maafin kamu..” jawab fifin meninggalkan aku sambil mengajak teman-temannya untuk masuk kelas.
“Setelah kejadian kemarin itu, fifin semalaman menangis, dia bilang kamutidak bisa menghargai seorang perempuan. Mungkin dia butuh waktu untuk itu“ bisik Mery teman fifin padaku sambil mengikuti fifin dari belakang
Sepertinya penyesalan memangtidak akan pernah ada di depan, pasti di belakang. Aku memenangkan taruhan itu dan menikmati hasilnya, tapi menyakiti. Fifin sepertinya tidak bisa memaafkanaku walaupun aku sudah minta dan menyaksikan sendiri hukuman yang aku terima dari kepala sekolah. Ia tak pernah menegurku meski kami sering berpapasan.Wajahnya menunduk dan tak pernah mengucapkan apa-apa seperti isyarat “aku belum memaafkanmu”. Bahkan sampailulus pun ia tak pernah memberikan jawaban atas maafku, padahal aku sudah mencarinya untuk mendapatkan jawaban dari kata maaf itu, namun info yang aku dengar dari salah seorang sahabatnya, fifin sudah pulang ke daerah tempat ia dilahirkan dan tak ada pesan untukku, meski hanya “aku terima maafmu“
Menyesal bagiku bukan sebuah solusi yang harus aku banggakan tanpa adanya perbaikan diri. Kejadian itu sampai saat ini masih kuingat dan terasasulit untuk dihempaskan, kejadian yang sedikit menyadarkan aku untuk lebih sedikit feminim terhadap perempuan dan menghargainya. Sekali lagi fifin, maafkan..
8 comments:
saya harap saya bisa banyak menemukan hikmah dari buku yang anda buat, so kalo berkenan saya boleh di kirimi softcopy dari buku sampeyan...
arsenik42@yahoo.com
oke sudah saya kirim bung. semoga bermanfaat :)
saya juga boleh cak, hehehe
gmana kabarnya cak? sibuk apa sekarang???
Rois Syujak DAM BSKM
email saya ini cak : roissyujak@gmail.com
alhamdulillah baik pak. hanya sibuk main dan merenung di kamar. kadang2 menggali ilmu ke kampus.hehe
maaf telat ngirimnya pak. sudah saya kirim.
semoga bermanfaat
bagus kak :)
mau dikirim juga dong soft copynya.hihihi
agiza.fadlila@gmail.com
oke.. udah saya kirim. oya invite aja di blog. Barangkali mau baca tulisan [ngalor-ngidul] saya.hehe
semoga bermanfaat :)
kisah-kisahnya bagus dan menarik,
saya minta tolong kirim soft copy nya ya kak
^_^
k4zur4_yuuri@yahoo.com
Tidak terduga gerusan yang dibawa sebatang rokok.. terima kasih sudah berbagi. Senang sekali jika boleh turut menyimak si buku lewat wiji_darkie@yahoo.com. Nuwun!
Posting Komentar