Teori Kegagalan

Dalam mengerjakan sebuah pekerjaan tertentu. Terkadang kita harus menghadapi kenyataan bahwa apa yang kita kerjakan tidak mendapatkan hasil maksimal, kurang apresiasi, kurang penghargaan atau bahkan kurang dukungan. Namun, bagaimana pun apa yang telah kita kerjakan tersebut, semestinya dijadikan dorongan untuk membenahi diri dan instropeksi perbaikan pekerjaan di masa depan. Barangkali, sikap seperti ini, bisa jadi dapat menjadi pelipur lara, disaat semua hal yang telah kita lakukan telah terjadi. Atau bisa menjadi bahan refleksi untuk menyempurnakan proses-proses yang telah dan akan kita lakukan.

Anggap saja masalah seperti ini sebagai bentuk kegagalan atau ketidakmaksimalan atas apa yang kita kerja. Lantas apakah hal tersebut harus dipandang sebagai bentuk kegagalan yang harus diratapi? ataukah kita harus anggap hal tersebut merupakan kesalahan yang tidak bisa kita perbaiki? Tentu, semuanya tergantung pada sudut pandang kita melihat persoalan tersebut.

Bagi seorang Jack Ma sebagai pendiri e-commers Alibaba, sekaligus orang kaya nomor wahid China. Pernah mengalami kegagalan sampai dua kali untuk masuk perguruan tinggi, beberapa kali ditolak untuk bekerja di KFC dan berbagai bentuk kegagalan lainnya. Namun, Jack Ma selalu optimis bahwa apa yang ia jalani merupakan proses yang harus dijalani sebagai bagian untuk memperbaiki diri sembari mengupayakan perbaikan diri dimasa depan dengan target hidup yang telah dirancangnya. Hal ini semacam mengingatkan kita pada kegagalan yang dialami oleh Thomas Alfa Edision yang mencapai 999 kali kegagalan.

Jadi, cara pandang kita memandang kegagalan semacam menjadi hal yang sangat fundamental. Bila kita memandang kegagalan sebagai hasil dengan beragam indikator yang telah ditentukan oleh diri dan orang lain. Maka, secara perlahan mendorong kita untuk tidak segara move on. Sehiangga, kita memang kegagalan tersebut sebagai hal yang harus diratapi dalam durasi waktu yang tidak bisa ditentukan kapan usainya. Namun, bila kita memandang kegagalan tersebut sebagai proses yang membagiakan, maka yang terjadi justru sebaliknya. Kita akan mudah sekali untuk move on dengan segera memperbaiki beragam kesalahan tersebut dan menjadikannya sebagai bagian tidak terpisahkan dari kesuksesan dan kemenangan yang hendak kita capai dikemudian hari. Sehingga kesiapan mental dan cara pandang kita melihat persoalan menjadi hal yang harus dipupuk oleh beragam masalah yang harus dihadapi,

So, jangan takut gagal. Sebab, pada hakikatnya tidak ada orang orang gagal. Sebab, yang ada hanya teori orang gagal yang disusun melalui serangkaian kegagalan yang membahagiakan. Sekali lagi, teori kegagalan hanya lahir yang orang yang terbiasa dan mudah move on dari kegagalan.  

Mari sama-sama saling merefleksi.


0 comments: