#ThanksToMuhammadiyah


Perhelatan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar yang berakhir pada hari ini memberikan banyak suka cita bagi para kader, simpatisan, peserta, pimpinan dan warga Muhammadiyah, bahkan masyarakat secara umum dan pemerintah. Apalagi, pelaksanaan Muktamar kali ini dipandang Muktamar yang teduh oleh beberapa media—yang disebabkan diperbandingkan dengan Muktamar NU di Jombang yang dipandang ricuh. Namun, apa pun itu, setiap organisasi memang selalu menemukan dinamikanya sendiri—termasuk apa yang terjadi dalam proses berlangsungnya muktamar Muhammadiyah dan NU.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam amar ma’ruf nahi mungkar dapat terlihat dalam proses dan bentuk gerakan yang telah dilakukan. Peran Muhammadiyah yang sudah menapaki abad kedua ini—semaksimakmal mungkin berperan aktif dalam dalam proses pembangunan bangsa dan umat sejak awal didirikan pada tahun 1912. Peran aktif Muhammadiyah selama satu abad tersebut dilakukan dengan melayani, memperbaiki dan membangun hal-hal fundamental yang menjadi kebutuhan manusia seperti mendirikan amal usaha dibidang kesehatan, pendidikan dan sosial. Oleh sebab itu, hingga saat ini sudah tidak terhitung berapa banyak orang yang telah merasakan kontribusi Muhammadiyah dalam berbagai bidang melalui gerakan-gerakan kolektif yang dilaksanakan. Setidaknya, dapat tercermin dari ketiga bidang andalan Muhammadiyah tersebut—yang saat ini akan merambah kepada bidang lain, terutama dalam bidang pembangunan ekonomi dan aksi-aksi kemanusiaan, yang kemudian dikenal dengan trisula Muhammadiyah (MPM, MDMC dan LAZISMU).


Mars Muktamar Ke-47 Muhammadiyah

Kembali pada muktamar, pada pelaksanaan muktamar Muhammadiyah yang berlangsung selama lima tahun sekali ini, memang sudah menjadi tradisi ‘hikmat’ dikarenakan sistem, pola dan tradisi kepemimpinan Muhammadiyah yang cenderung kolektif kolegial dan selalu mengangap bahwa jabatan sebagai amanah. Tentu, menjadi ciri khas tersendiri yang selalu dihadirkan dalam tiap proses pergantian kepemimpinan dan proses perkaderan. Makanya, tidak heran jika pada muktamar kali ini—publik oleh salah satu media nasional diminta untuk mencermati pelajaran demokrasi dari makasar sebagai arena pelaksanaan muktamar Muhammadiyah. Selain itu, muktamar kali ini juga menghadirkan gaya kreativitas sendiri di kalangan anak muda Muhammadiyah, salah satunya dengan mengaransemen lagu mars Muhammadiyah dan beberapa ortom yang lain. Secara pribadi saya, patut pengapresiasi apa yang dilakukan oleh anak SMK Muhammadiyah Kepanjen Malang ini yang mendekatkan Muhammadiyah dengan cara-cara yang kreatif—tidak terkecuali, bagi anak muda yang sulit move on terhadap Muhammadiyah. Barangkali, cara-cara seperti ini patut ditiru oleh anak muda Muhamadiyah yang lain, tentu dengan caranya masing-masing. 


 Mars Sang Surya

 Mars 'Aisyiyah

Mars Nasyiatul Aisyiyah (NA)

 Mars Hizbul Wathan (HW)

Pada muktamar kali ini pula, terjadi sejarah baru yakni terpilihnya Dr. Haedar Nasir sebagai ketua umum PP Muhammadiyah dan Dra. Siti Noordjannah Djohantini sebagai ketua umum ‘Aisyiyah periode 2015-2020. Beliau berdua merupakan pasangan suami istri yang mampu memimpin persyarikatan secara bersama-sama, setelah sebelumnya pernah terjadi pada Kiai Dahlan dan Nyi Walidah para periode awal Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Barangkali, kepada sosok kedua keluarga ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa –hidup berumah tangga tidak saja menjadikan diri berjuang untuk kehidupan domistik rumah tangga, melainkan bisa berjuang bersama-sama untuk kemajuan umat—pada ranah publik. Hal ini seakan menepis adanya bias jender yang berlaku di Muhammadiyah. Sebab semua warga Muhammadiyah memiliki hak yang sama, baik laki-laki maupun perempuan.  

Selama pelaksanaan muktamar Muhammadiyah kali ini, syiar yang dilakukan oleh warga dan aktivis Muhammadiyah tidak hanya dilakukan di arena nyata Muktamar di Makassar. Melainkan juga dilakukan di dunia maya—terutama media jejaring sosial. Adanya hastag atau tagar #Muktamar47 pada media sosial Twitter mampu menembus trending topic, begitu pula dengan tagar #ThanksToMuhammadiyah juga menembus trending topic di Twitter. Sekalipun, kedua tagar tersebut juga banyak bertebaran di berbagai media sosial lainnya.


Terakhir, mari kita simpulkan sendiri-sendiri kebahagiaan terkait pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah di Makassar kali ini. Semoga gerakan Islam berkemajuan Muhammadiyah kedepan terus mampu menemukan gerakan individual dan kolektif pada diri kita semuanya. #ThanksToMuhammadiyah.

Abadi perjuangan!

0 comments: