Dalam hidup, kadang-kadang kita
dihadapkan dengan keadaan yang serba kebetulan. Sebuah momentum yang membuat
kita mengerutkan dahi “kok bisa sih?”. Yang tentu saja, hal itu bukan sesuatu
yang sudah kita rencanakan sebelumnya. Kita sebut saja—momentum kebetulan itu sebagai
rencana Tuhan untuk mengagetkan kita. Setidaknya, agar kita merefleksi atas
keadaan yang serba kebetulan itu.
Mungkin. Hanya sebuah kebetulan, istri saya hari ini ulang tahun yang ke-26 bersamaan dengan milad ke-50 tahun UMP tempat saya mengajar. Saya dan istri tidak merayakan secara khusus, sama seperti ulang tahun saya seminggu lalu. Entahlah, barangkali perayaan terbaik itu selalu kami rayakan tiap pekan, karena hanya waktu itulah yang membuat kami berkumpul bersama. Selamat ulang tahun istriku. Semoga keluarga mungil kita ini, selalu bahagia dan membahagiakan.
Itulah postingan status di
Facebook saya dua hari yang lalu. Ya! hari ulang tahun istri saya yang ke-26
dan berbarengan dengan Milad UMP ke-50 tahun. Tempat saya mengajar saat ini. Terus
terang saya tidak sempat menuliskan apa-apa di blog saya. Selain, rumah kami di
Majenang tidak terhubung jaringan internet. Waktu saya di rumah malah banyak
dihabiskan untuk mengerjakan kewajiban istri saya sebagai ibu rumah tangga
sembari mengerjakan laporan penelitian dan jurnal yang jatuh deadline pekan
ini. Maklum saja, istri saya sedang hamil muda—yang menyebabkan ia tidak
diperkenankan terlalu banyak mengerjakan pekerjaan berat.
Secara sangat sederhana. Saya mengajak
istri saya untuk makan bersama di tempat dimana istri saya begitu menyukainya. Tak
ada menu khsusus, apalagi kue tart. Kami hanya makan seperti biasanya tanpa
menu istimewa. Sebab keistimewaan itu bagi kami adalah perjumpaan kami sebagai
keluarga yang utuh. Saya bekerja di
Purwokerto dan istri saya bekerja di Majenang. Kira-kira kalau dihitung jarak
rumah di Majenang dan UMP mencapai 83 KM. Sebuah jarak yang cukup berat untuk
saya pulang tiap hari. Maka, untuk menyiasatinya—saya pulang seminggu dua kali.
Meski agak lelah, namun pertemuan dengan istri dan anak yang sedang dalam
kandungan istri saya. Secara magis dan kebetulan lelah itu, tiba-tiba berubah menjadi
kekuatan semangat.
Istriku, semoga dengan
bertambahnya usia. Semakin menjadikan diri jadi lebih reflektif dan lebih
baik.
0 comments:
Posting Komentar