Anakku,
Kini, usiamu sudah 4
bulan dalam dunia selaksa rahim Bundamu. Sekarang bentuk tubuhmu sudah mulai
tebentuk secara sempuna. Mulai dari jari-jari tangan dan kaki sudah mulai
membentuk. Bahkan kamu juga sudah belajar meninggenggam termasuk menggenggam tali
pusarmu. Bentuk detail wajahmu mulai dari mata, hidung, mulut dan juga organ
tubuh lainnya sudah mulai sempurna—hampir sama dengan wajah Ayah dan Bundamu. Setidaknya,
ia itulah yang aku pahami dari beberapa sumber tentang periode hamil.
Teruslah berkembang secara baik
dan sehat. Saling menjagalah kamu dan juga bundamu. Aku dan Bundamu akan selalu
berusaha menjaga semaksimal apa yang kami bisa. Aku yakin kamu sekarang sudah
mulai bisa mendengar—mengintip berbagai perbincangan tentang keluarga mungil
kita. Cukuplah dengar yang baik-baik saja, anakku. Selebihnya, bisa kamu
lanjutkan pada saat kita berkumpul bersama di selaksa dunia. Ada banyak hal
bisa kita dengar, bicarakan dan impikan bersama-sama. Ya! bersama keluarga
mungil kita..
Dari kemarin, Bundamu selalu
bilang, bahwa hari ini aku harus pulang lebih awal dari tempat kerja. Sebab,
hari ini merupakan hari istimewamu: dimana kamu akan akan ditiupkan titah ruh,
rejeki, jodoh, kematian dan berbagai takdir lainnya—yang kesemuanya itu merupakan
hak prerogratif Allah sang Tuhan alam semesta. Yang harus kita terima secara
bersama-sama. Ini merupakan hari istimewa buatmu.. sama halnya saat menerima
raport kenaikan kelas.
Tetaplah seperti biasanya. Terimalah
titah itu secara hikmat. Tidak perlu kamu takut. Sebab kami akan selalu
mendekapmu dalam barisan doa-doa. Agar kita selalu dalam lindungan Tuhan alam
semesta. Kami tahu ini merupakan suasana yang cukup menegangkan—tapi, dari
sinilah perjuangan kita kedepan senantiasa menemukan jalan terang. Bukan saja
tentang kamu sendiri, tapi tentang kita bersama—keluarga mungil kita.
.. dihari istimewamu ini. Kami masih
tetap selalu belajar untuk menjadi orang tua yang baik. Mari selalu berjuang bersama,
Anakku.
0 comments:
Posting Komentar