Beberapa waktu lalu. Saya pernah
ditegur oleh Profesor, usai beliau memberikan kuliah tempat saya mengajar.
Beliau merupakan anggota Badan Pembina Harian dan sesepuh Muhammadiyah
Banyumas. Saya menyebut hal tersebut sebagai teguran—sekalipun apa yang
disampaikan beliau merupakan nasihat dan arahan terhadap saya sebagai dosen
baru. Ditengah obrolan kami yang siang benderang itu, Profesor sekaligus dosen
senior tersebut menanyakan demikian.
“Apa bedanya dosen, guru dan
ustadz”
Saya tidak langsung menjawab.
Sebab saya juga masih bingung dengan pertanyaan beliau. Apalagi saya menjadi
dosen baru enam bulan lalu.
“Bedanya sama-sama mengajarkan
ilmu, Prof” jawab saya dengan sangat polos
“Anda ini gimana, masa ingin
menjadi dosen masih belum bisa membedakan ketiganya itu” tegur Profesor.
Saya terpojok bingung.
“Beneran, Prof. Saya benar-benar
belum tahu” jawab saya dengan pasrah.
“Ya sudah saya maklumi, karena
masih baru” ujar Profesor sambil menghela nafas panjang.
“Begini, seorang dosen itu wajib
melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi. Dan Caturdharma kalau dikampus ini,
karena ditambah dengan keislaman dan kemuhammadiyahan. Kalau ada seorang dosen
hanya mengajar terus-terusan, tanpa melakukan penelitian dan pengabdian
masyarakat. Atau mungkin seorang dosen yang disebut akademisi itu lebih dikenal
sebagai seorang muballig ketimbang akademisi. Lantas untuk apa ia menjadi dosen?.
Itulah yang membedakan secara fundamental apa yang disebut dengan dosen dan
profesi lainnya. Seorang guru bisa mengajar sama dengan halnya dosen. Begitu
pula dengan ustadz yang bisa melakukan pengabdian masyarakat sama halnya guru
dan dosen. Yang perlu diingat memposisikan diri diantara ketiganya itu
sangatlah penting. Karena, beban tugas dan kewajiban yang berbeda. Saya kadang
heran—dengan dosen yang sibuk kesana kemari mengejar jabatan fungsional. Bukan
pada upaya dia untuk memberi pencerahan terhadap kemanusiaan. Selagi anda masih
muda, masih banyak yang bisa dikerjakan”.
Sang profesor pun pamit. Karena
ada agenda yang lain. Sembari mengingatkan kembali kepada saya agar bisa
membedakan ketiga profesi tersebut—yang kadang tak bisa dibedakan oleh mereka
sendiri.
0 comments:
Posting Komentar