Hebatnya Tuhan Sembilan Senti



Tuhan yang satu ini saya katakan Tuhan yang hebat, pemujanya ada dimana-mana bahkan negeri ini adalah syurganya tuhan ini bersemayam. Para pemuja setianya tak terhitung, saking setianya pada tuhan yang satu ini sang pemuja siap mengorbankan jiwa, raga, harta, anak dan istrinya. Saya tak mau bermunafik ria kalau saya dulu juga menjadi pemuja setia tuhan yang satu ini, butuh waktu panjang dan niatan yang kuat untuk bisa tobat dari tuhan yang satu ini. Tuhan saya maksud panjangnya kurang lebih sembilan senti meter dengan kondisi ujung alias kepalanya dibakar terus pangkalnya diisap-isap oleh para pemujanya, Yupz...Tuhan yang itu adalah ROKOK.

Negeri ini adalah syurga bagi para perokok. Naik bus kota sopir, kondektur dan penumpangnya asyik-asyikan kontes ngerokok, penjaga parkiran kampus ngerokok, mahasiswa dan dosen sembunyi-sembunyi cari tempat ngrokok, acara diskusi pembicara dan pesertanya ngerokok, sopir dan kondektur bis kampus ngerokok, abang becak ngerokok, tukang ojek ngerokok, pemulung ngerokok, pengemis diperempatan lampu merah minta-minta sambil ngerokok, anak band terkenal ngerokok, aktivis demo sambil ngerokok, kuli bangunan ngerokok, mahasiswa dan dosen dikantin saya lihat ngerokok tak peduli larangan bebas asap rokok yang ada didepan kampus, ditoilet terminal, kost dan kampus ada orang ngerokok, Upin&Ipin main ke kost adu cepat ngerokok, pengamen main gitar sambil ngerokok, pembeli dan penjual di angkringan adu cepet ngerokok,

Iklan diberbagai tempat. Berhenti diperempatan lampu merah dijogja kanan kiri iklan rokok, lihat TV mau siang atau malam, pagi atau sore ada iklan rokok, liga sepak bola sponsor utamanya paprik rokok, atlet olah raga habis tanding ngerokok, naik andong ada iklan rokok, naik becak ada iklan rokok, parkir motor ada iklan rokok, main di Alkid atau Kali code ada SPG seksi jualan rokok, acara musik sponsornya rokok, kanan kiri dijalan penuh iklan rokok

Tokoh terkenal. Politikus ngomel-ngomel sambil ngisap rokok, artis shooting sambil ngerokok, pak mentri cinta rokok, sampah-sampah masyarakat yang sering makan uang rakyat di senayan rapat sambil ngerokok, tokoh idola pergerakan yang dipakai kausnya ngerokok, pak lurah ngelayani masyarakat sambil ngerokok,

Aktifitas keagamaan. Pak kyai habis ceramah ngerokok, pak ustadz habis ngajar ngaji ngerokok, acara tahlilan ada lomba ngerokok, acara kematian ada orang ngelayat ngerokok, penggali kubur ngerokok, penjaga kubur ngrokok, masuk kuburan ada iklan rokok, kyai kondang ceramah sponsor utamanya paprik rokok, acara pernikahan ada orang ngerokok, acara aqikahan ada orang ngerokok, santri dipesantren sembunyi-sembunyi balapan ngerokok, tukang parkir dimasjid ngerokok, habis shalat jum’at dimasjid ada orang ngerokok, habis buka puasa adu cepat ngerokok, sahur penutupnya ahli hisab ngerokok, pastur pulang dari gereja ngorokok.

Negeri ini memang syurganya bagi para perokok dan neraka bagi mereka yang tidak merokok, bukankah perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif. Kita duduk dan berkumpul dengan orang yang terkena HIV AIDS tidak akan tertular penyakitnya tapi kita duduk dan berkumpul dengan Majelis Syuro (majelis Syuka Rokok) yang cuek mengepulkan asapnya pasti akan menjadi tumbal bukan hanya tertular. Nikotin lebih kejam penularannya ketimbang HIV AIDS. Dalam pandangan agama islam 25 Penyakit ada dalam khamr kemudian khamr diharamkan, 15 penyakit ada dalam daging babi hal ini juga diharamkan, 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok, terus rokok ini enaknya diapain ya...??? tak usah dijawab terutama bagi sampean para ahli hisap cukup di renugkan saja, lagian pada jaman Rasulullah baru ada alkohol dan daging babi tapi gak ada rokok, jelas saja gak ada dalilnya..

Rokok merupakan bisnis yang banyak menguntung para pegusahanya, tidak tak perlu kreatifitas besar untuk memproduksinya dan tak perlu banyak pikiran untuk menghasilkannya. Gaya hidup seperti ini merupakan sebuah kesempurnaan bagaimana kapitalisme bekerja.bermula dari penanaman cengkeh dan tembakau dan kemudian menjadi tuhan sembilan senti alias rokok. Usaha ini yang dibutuhkan hanyalah modal, bisnis yang bermula sejak jaman kolonialisme itu saat ini mengalami kesuksesan besar sehingga mengantarkan pemiliknya menjadi jutawan bahkan miliarder, terlebih bisnis ini berjalan dan berdiri disebuah negeri yang pemerintahannya tidak berjalan, para pejabatnya gampang disuap dan gila akan fasilitas. Dan paprik rokok dapat melakukan kedua-duanya. Keberadaan paprik rokok sekarang ini tak ubahnya sebuah negara, mempunyai tenaga kerja yang melebihi pegawai negeri sekalipun, mengadakan event-event olahraga yang seharusnya di lakukan oleh negara, kegiatan sosial, beasiswa, karenanya iklan rokok sering kita lihat disetiap bibir jalan dan yang lebih ironis lagi posko kepolisian yang semestinya di bangun oleh negara justru menjadi tempat iklan rokok (salah satunya silahkan lihat diperempatan malioboro depan BNI 46 pas, tulisan produk rokoknya lebih besar ketimbang logo bahkan tulisan polisinya pun tidak kelihatan). Maka tak heran bos paprik rokok Gudang Garam Rahman Halim kekayaannya 17,92 triliun, bos paprik rokok Djarum R. Budi Hartono total kekayaannya 13,62 triliun, mereka kaya dan hidup dari tiap bibir para penghisap rokok, mereka tak akan pernah peduli sedikitpun terhadap akibat bisnis mereka, bahkan beasiswa yang dilakukan sebuah paprik rokok hanyalah 2% dari total keuntungan mereka, bukankah dalam islam minimal 2,5 %, yang lebih ngenes lagi ada disebuah paprik yang buruhnya hanya mendapatkan 50 rupiah/batang sedangkan mereka jual ditingkat eceran aja paling murah 600 rupiah/batang terus lari kemana 550 rupiah/batangnya??.. kita harus curiga terhadap kemapanan yang jelas-jelas menindas ini kawan, pemerintah kita seakan mandul melihat hal ini, tak ada Undang-Undang mengenai pengendalian rokok dinegeri ini, berbeda dengan tetangga kita malaysia yang berani mengeluarkan kebijakan penambahan pajak atau harga. Harga 1 pak isi 20 batang yang hanya 7800 rupiah kemudian pemerintah menambah pajak dan harga 1 pak pun menjadi 19.500 rupiah bahkan malaysia mewajibkan pendaftaran wajib mengontrol tar dan nikotin, yang lebih ektrem lagi pemerintahnya mewajibkan perusahaan rokok mencantumkan pesan kesehatan pemerintah seluas 60 % dari ukuran kemasan.

Kurang penelitian apa lagi mengenai dampak kebiasan menghisap tuhan sembilan senti ini, menyediakan paru-paru kita hanya pada hal-hal yang tak berguna. Ingatlah kawan.. Paprik rokok merupakan salah satu contoh bagaimana kapitalisme itu bekerja secara sempurna, tak ada paprik rokok yang berani membangun gerakan sosial apalagi melakukan revolusi, yang mereka pikirkan bagaimana laba terus megucur deras kekantong-kantong mereka. Bagaimana mungkin kita mau berbicara anti penindasan sedangkan kita sendiri menjadi penindas terhadap buruh terutama yang dipabrik rokok bahkan tubuh kita sendiri pun kita tindas dengan asap-asap biadab itu. Bagaimana mungkin kita bisa berteriak anti kapitalisme sedangkan kita sendiri menjadi pendukung dan mesin-mesin kapitalisme itu sendiri. Sekarang semuanya kembali pada kita semua, tunduk tertindas atau bangkit melawan!!

1 comments:

Anonim mengatakan...

emang rokok itu mermang pembunuh...