Globalisasi Apa Imperialisme ??

Dinamika utama masyarakat kapitalis terletak pada perkembangan modal, modal berkembang dengan cara melakukan eksploitasi pada kelas pekerja. Tumbuh melalui penambahan alat-alat produksi dan pemakaian maksimal tenaga kerja. Hubungan inilah yang membuat kapitalisme tumbuh dan memperluas wilayahnya untuk mendapat alat produksi dan sekaligus penambahan konsumsi

Karl Marx
Sebuah penipuan besar-besaran telah terjadi seluruh dunia. Upaya penipuan sistematis ini dilakukan oleh kapitalisme global untuk memperluas jangkauan pasarnya. Dengan nama dan citra baru mereka terus mempengaruhi dunia termasuk dunia ketiga yang menjadi sasaran utama ekspansi pasar kekuatan kapitalisme global ini. Pemerintah negara ketiga seakan-akan sibuk mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya tatanan kehidupan baru yakni globalisasi ketimbang mengurus kesejahteraan rakyatnya. Mulai dari pemerintah pusat sampai daerah sibuk meliberalisasi aturan untuk menguntungkan para pemilik modal bahkan mereka melatih semangat kewirausahaan bagi segenap aparaturnya, BUMN dan perusahan swasta domistik sibuk menjual sahamnya ke bursa, hal-hal yang bersifat puplik seperti lembaga pendidikan, kesehatan dan pelayanan puplik lainnya sibuk menghitung untung rugi dan bagaimana meningkatkan kerjasamanya dengan perusahaan swasta. Akhinya para buruh dan si miskin harus menjadi tumbal atas penipuan kejam ini

Globalisasi merupakan bentuk lain dari kolonialisme maupun imperialisme, dimana negara-negara ketiga menjadi sapi perahan bagi negara maju atau para pemilik modal.Dalam hal ini negara sudah merestuinya dalam sistem Bretten Wood yang salah satu pembahansannya adalah negara yang hadir pada saat itu harus mengurangi pajak,mengurangi belanja sosial, dan adanya pasar bebas. Kemudian langkah yang harus diambil yaitu banyak privatisasi, deregulasi dan liberalisasi yang kemudian berakhir dengan kepemilikan asing, negara seakan mandul melihat hal ini karena apapun juga yang berkuasa adalah para pemilik modal.

“keniscayaan” Globalilsasi merupakan sebuah isu kritis. Dimana isu kritis ini dirancang secara tersembunyi dan membuat bingung, maksudnya globalisasi merupakan bentuk lain dari dari imperialisme yaitu sistem kapitalis yang makin mendunia untuk mengatur produksi ekonomi dan masyarakat. Dari sebuah perspektif alternatif yang kemukan oleh James Petras dan Henry Veltmeyer dalam bukunya Imperialisme Abad 21, Globalisasi bukanlah sesuatu yang niscaya maupun diperlukan. Seperti proyek-proyek pengembangan kapitalisme sebelumnya (modernisasi, industrialisasi, kolonialisme, pembangunan), imperialisme yang baru ini penuh dengan kontradiksi yang membentuk kekuatan-kekuatan oposisi dan resistansi dalam keadaan tertentu, merusak akumulasi modal dan juga sistem yang menjadi tempatnya bergantung. Krisis ekonomi yang beberapa waktu lalu yang melanda asia termasuk krisis finansial baru-baru ini benar-benar berakar pada integrasi negara-negara tersebut kedalam pasar-pasar keuangan dunia dan gerakan modal dunia internasional yang sangat mudah berubah. Dengan menggunakan konsep imperialisme ini jaringan lembaga-lembaga yang menentukan struktur sistem perekonomian global yang baru bukan dilihat dalam pengertian struktural melainkan dilihat dalam pengertian kesengajaan dan ketergantungan yang hanya akan menguntungkan kaum kapitalis meliputi Bank Dunia, IMF, perusahaan transnasional, unit-unit lembaga kapitalis globaldan lainnya

Pada saat ini kesenjangan antara si kaya dengan si miskin sudah semakin memprihatinkan, bayangkan saja hanya dengan 200 perusahaan, kelompok kaya yang minoritas ini dapat menguasai ¼ kegiatan ekonomi dunia. sebagai contoh general motor lebih besar dari pada denmark. Ford lebih besar dari pada afrika selatan, bahkan untuk mempromosikan Nike saja pegolf Tiger Wood dibayar lebih tinggi dibandingkan upah seluruh buruh yang membuat produk nike di indonesia. Globalisasi seperti yang ada dalam film ini di awali dengan adanya sebuah konfrensi perusahaan time life di swiss, menurut jeffrey winters menyatakan para pengusaha dari seluruh dunia yang berkumpul dengan sebuah negara menentukan prasyarat masuk kesebuah negara. Konferensi tersebut berlangsung selama 3 hari, dimana wakil indonesia pada hari pertama menyampaikan uraiannya kemudian hari keduanya mereka membagi menjadi 5 bahasan : pertemuan sektoral, pertambangan, jasa pangan, industri ringan, perbankan dan keuangan. Kemudian setelah itu mereka menentukan kebijakan maupun infrastruktur apa saja yang dapat menguntungkan para investor dunia tersebut, setelah itu (para investor berkata kepada para pemimpin indonesia “inilah yang perlu kami lakukan, ini,ini,ini”.

Dengan hadirnya undang-undang no.25 tentang penanaman modal, para pemilik modal dapat berkuasa lebih dari 100 tahun dan peraturan presiden no.77 tahun 2007 yang kemudian berakhir dengan akan dijualnya 44 BUMN strategis. Kebiadaban penguasa negeri ini semakin menjerusmuskan negeri ini kedalam jurang kehancuran. Lihat saja pendapatan bersih freeport pada ketahun 2005 saja US$ 463 juta sedangkan royalti yang indonesia dapatkan pendapatan besih ini hanya 1% sampai 3,5 % untuk konsentrat tembaga 1% fixed untuk emas dan perak. Belum lagi pemberian pengelolaan block cepu yang mencapai 576 trilyun pada Exxon Mobile, pemberian pengelolaan ini hanya berselang beberapa hari sebelum bertandangnya menlu AS ke negri ini, kerananya ia pun berkata “kami sangat mengagumi proses demokrasi yang sudah berlangsung di indonesia dan kami berharap dapat menjadi mitra dengan rakyat indonesia”. Ternyata Globalisasi tak dapat memberikan kesejahteteraan terhadap buruh dan si miskin malahan justru menambah kesengsaaan meraka dan kemudian menjadikan suatu negara tak mempunyai kedaulatan secara penuh dan tak berdaya.

0 comments: