Gelisah Malam

Kekasihku. Jika kelak aku menikahimu. Sebagai orang terpenting dalam kehidupanku. Menjadi tonggak kebangggaan rumah tangga yang ingin ku bangun. Maka ijinkan aku tetap mencintaimu seperti biasanya. Membangunkan setiap impian gila yang tidak dipunyai banyak orang—aku dan kamu tercipta dalam ego yang berbeda.

Pernikahan bukan hanya penyatuan dua hati dan dua cinta. Melainkan penyatuan dua diri, dua adat, dan dua kebiasaan. Kumohon berikan aku senyum manismu saat sikap egoku mulai terbangun. Senyuman madumu. Manis!.

Tak perlu kita bicarakan tentang masa lalu yang malah menguliti kembali perasaan kita berdua. Biarkan itu menjadi bagian hidup untuk dipelajari dan diperbaiki. Sebab ke depan dunia penuh dengan ragam kejutan yang barangkali kita berdua tak mengetahuinya. .

Ya, seperti yang pernah kita bicarakan sebelumnya hidup memang memerlukan pemahaman dan pemaknaan kembali terhadap diri. Dan saat ini kita hanya mampu berdiri ditepian hati, untuk bisa berjalan selangkah demi selangkah untuk sampai kepusaran hati yang paling dalam. Menyeberangi lorong-lorong nafsu yang gelap, tebing-tebing keraguan, kerikil ego yang menimbun, dan labirin curiga yang tidak kunjung usai.

0 komentar: