Kami Tidak Takut

Ada suara Duaarr. Awalnya, saya kira itu suara petasan. Nggak lama ada suara itu dan orang-orang pada lari, baru deh saya tahu kalau suara itu bom
Jamal--Pedagang Sate

Aksi teror terjadi di kawasan Sarinah Thamrin Jakarta kemarin. Tidak sedikitt menyisakan tanya dalam benak tiap orang: kok bisa masih ada orang yang menyampaikan kehendak dan tujuannya dengan jalan teror dan aksi kekerasan?. Dalam aksi teror tersebut ada 7 orang korban tewas dan 4 orang ditangkap.

Barangkali, bagi para pelaku yang mengaku diri sebagai bagian dari Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Asia Tenggara merupakan tindakan heroik untuk masuk surga dengan jalan pintas. Entah, apa yang ada dalam benak mereka untuk melakukan teror disebuah negara yang sama sekali tidak memiliki jalan kelindan koflik politi Timur Tengah itu. Bila pun ada, itu pun hanya dipaksakan menjadi lubang perang ideologis. Dan tentu saja, itu hanya untuk kebutuhan dan hasrat kelompok tertentu semata. 

Bagi para korban hal ini memiliki dampak yang paling mendalam. Tidak hanya bagi para korban, melainkan juga pada keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya. Bagaimana pun segala bentuk teror bisa tidak saja merugikan diri, melainkan juga orang lain--yang sebenarnya tidak terkait dengan kejadian teror tersebut. Maka, hal inilah yang harus menjadi perhatian bersama bahwa segala bentuk aksi teror tidak akan pernah menyelesaikan masalah apa-apa, selain para korban yang tidak berdosa.

Bisa dibilang pasca kejadian teror di Jakarta kemarin tersebut. Ternyata, masyarakat Indonesia mudah sekali untuk bisa bangkit melawan terorisme. Hanya dalam hitungan jam masyarakat bisa langsung bekerja seperti biasanya, tanpa merasa terganggu. Seperti yang dilakukan Jamal salah seorang pedagang sate yang hanya berjarak 100 meter dari lokasi teror tersebut. Bisa dibilang, kini masyarakat semacam sudah siap untuk bisa menghadapi aksi terorisme dengan cara mereka sendiri--yang setidaknya, terlalu lama berada dalam tragedi traumatik yang berlangsung lama. Hal ini bisa menjadi modal bahwa: bagaimana pun segala bentuk aksi teror dan tindakan kekerasan kedepan akan selalu bisa dihadapi secara siaga oleh masyarakat.

Barangkali, hal ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia gampang move on.


0 comments: